Desa Tanggap Bencana, Data Sains Dipadu Kearifan Lokal

27 April 2022 08:30

GenPI.co Jateng - Desa tanggap bencana yang dibangun harus menerapkan data sains yang dipadu dengan kearifan lokal.

Kearifan lokal ini dimiliki masyarakat sejak lama mengenai daerahnya yang berada di zona rawan bencana.

“Tinggal data sains ini kita gabungkan, kolaborasi sehingga mereka bisa berjalan," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dikutip Antara, Selasa (26/4).

BACA JUGA:  Sebelum Mudik Lebaran, Isi eHAC Dulu, Kata Dokter

Ganjar berpendapat, masyarakat memiliki kemampuan membaca tanda alam melalui kearifan lokal yang dimilikinya.

Warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi misalnya memahami tanda-tanda yang akan terjadi.

BACA JUGA:  Pemudik Mulai Meningkat, Daop 4 Catat 10.345 Penumpang Per Hari

Mereka pun menginformasikan tanda-tanda bahaya ini kepada warga lain juga dengan kearifan lokal misal berupa kentongan.

Pengetahuan berbasis kearifan lokal ini kemudian dipadu dengan data sains dalam pengambilan keputusan.

BACA JUGA:  8.000 Liter Minyak Goreng Curah Murah Masuk Kudus

Apabila sudah terbangun, kapasitas respons warga diperkuat melalui latihan dan simulasi kebencanaan.

"Info BMKG menjadi penting untuk harian sebagai data sains untuk kita ambil keputusan,” ujar Ganjar.

Kesiapsiagaan bencana juga bisa dikembangkan dengan membangun desa kembar di Magelang.

Desa kembar memungkinkan proses evakuasi warga terintegrasi ke dalam masyarakat di daerah aman yang menjadi “kembarannya.”

“Mungkin tidak perlu di tempat pengungsian, mungkin mereka bisa langsung berhubungan dengan masyarakat yang menjadi mitranya, kembarannya,” kata Ganjar.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahyadi Kurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG