GenPI.co Jateng - Driver ojek online asal Kota Semarang, Irwanuri Kiswanto (27), menjadi korban penipuan orang tidak dikenal (OTK) bermodus undian berhadiah.
Akibatnya, tabungannya sebesar Rp 67 juta ludes dibobol penipu.
Kejadian itu sempat viral di media sosial ketika rekan Irwanuri sesama driver ojol mengunggah kasusnya di Instagram.
Uang yang diambil penipu ini tersimpan di dua bank rekening korban, yakni sebanyak Rp 31 juta di Bank BRI tersisa Rp 100, sementara Rp 36 juta di BCA tertinggal saldo Rp 170.
Irwanuri membeberkan uang yang ada di rekeningnya merupakan hasil kerja selama 7 tahun ditambah dengan pinjaman KUR.
Rencananya, dia akan menggunakan uang tersebut untuk membangun rumah setelah Lebaran.
"Uang itu dari pinjaman KUR, dan hasil 7 tahun saya susah payah bekerja. Setelah Lebaran mau bangun rumah," kata dia, Senin (25/4).
Kejadian ini menimpa Irwanuri pada Selasa (19/4) sekitar pukul 11.44 WIB.
Dia mendapat panggilan Whatsapp sebagai konfirmasi data diri untuk mendapatkan hadiah.
Seusai mengantar penumpang di sekitar Universitas Negeri Semarang (Unnes), Sekaran, warga Sembungharjo, Genuk, Kota Semarang ini menerima panggilan dari seorang yang mengaku sebagai karyawan sebuah bank negeri.
"Ketika mendapat telepon, pikiran saya langsung kosong, percaya tidak percaya seperti dihipnotis, saya terus mengikuti arahannya tanpa menolak," ungkap dia.
Irwanuri mengikuti seluruh petunjuk penelepon, termasuk memberikan sandi rahasia kedua bank yang dipunyainya.
Saat mengirimkan kode OTP dari bank pertama, dia masih belum sadar kalau terkena penipuan.
Dia kembali memberikan sandi rahasia kepada penelepon untuk kali kedua pada orang yang mengaku bernama Andriyansyah.
Dia diimingi hadiah TV, HP, dan sepeda motor.
Akibatnya, dua akun mobile banking miliknya tiba-tiba keluar sendiri.
Pelaku penipuan meminta Irwanuri menunggu beberapa waktu untuk serangkaian pengecekan, sebagai syarat pemberian hadiah.
"Tak lama kemudian teleponnya putus," tuturnya.
Setelah panggilan tersebut terputus, dia baru sadar telah menjadi korban penipuan.
Korban panik karena tidak dapat masuk ke akun mobile banking miliknya dan tak bisa menghubungi sang penelepon.
Selanjutnya dia mengecek saldo melalui ATM dan nyaris ludes.
"Uang saya di dua bank terkuras tinggal beberapa rupiah," jelas dia.
Korban kemudian didampingi rekan-rekannya membuat laporan di Polrestabes Semarang.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News