GenPI.co Jateng - Sarung batik dulu identik dengan pakaian perempuan dan anak-anak, tetapi oleh La Gurda kain ini disulap menjadi pakaian untuk semua kalangan.
La Gurda berdiri pada 2017 di Jayengan, Serengan, Koa Solo.
Founder sarung batik La Gurda, Irfan Nuruddin menceritakan ide membikin sarung batik bermula saat kegundahannya harus menafkahi keluarganya.
Dia terbersit membikin produk sarung dengan motif unik.
Motifnya teringat dari tradisi zaman dahulu yakni batik yang lazim dipakai untuk anak-anak dan perempuan khususnya di Jawa Timur.
“Terus kenapa tidak dipakai untuk umum seperti zaman dulu. Kemudian, saya baru buat," kata dia, saat ditemui GenPI.co, Selasa (19/4).
Irfan lalu memilih nama La Gurda sebagai jenama yang diambil dan nama motif bikinannya dengan gambar saya garuda.
Hingga kini, permintaan sarung batik La Gurda terus tumbuh, bahkan dengan 15 pekerja yang ada tetap tidak bisa memenuhinya.
Hal ini lantaran produksi sarungnya tidak seperti ala pabrikan.
“Kalau tambah pekerja sulit lah, ya memang permintaan banyak, tetapi produksi tetap," ujar dia.
Kini, Irfan bisa memproduksi 5.000 potong sarung batik. Produknya dipasarkan ke sejumlah daerah bahkan sampai ke Taiwan.
Harga sepotong sarung ini bervariasi mulai dari Rp150.000 hingga Rp1,5 juta.
Untuk membelinya, Irfan menyediakan layanan pembelian melalui marketplace.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News