GenPI.co Jateng - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Brebes bentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana atau FPRB guna perkuat mitigasi bencana.
Urgensi pendirian FPRB ini mengingat Brebes berada di lokasi dengan tingkat kerawanan bencana cukup tinggi.
Sejumlah potensi bencana yang ada di Brebes meliputi banjir, tanah bergerak, longsor, rob, dan angin puting beliung.
Data BPBD Brebes menunjukkan pada 2021, terjadi sebanyak 182 kejadian bencana mulai dari banjir, longsor, banjir bandang, hingga tanah bergerak.
Kemudian, pada 2022 ini hingga April dilaporkan sedikitnya 126 kejadian bencana.
“Tentunya, perlu diantisipasi sejak dini untuk mengurangi risiko dan menjadi tanggung jawab bersama,” kata Kepala BPBD Brebes, Nusy Mansyur, dikutip Brebeskab.go.id.
FRPB adalah wujud keterlibatan aktif masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana di daerahnya.
Melalui FPRB, masyarakat didorong meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan.
Kemudian, membangun pemangku kepentingan agar turut berpartisipasi.
“Dengan membangun budaya gotong royong, demi terwujudnya Kabupaten Brebes yang tangguh, tanggap dan tangkas dalam menghadapi bencana,” harap dia.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Baperlitbangda) Brebes, Apriyanto Sudarmoko, berharap FPRB bisa meningkatkan kapasitas masyarakat agar tangguh dalam menghadapi bencana.
Hal ini mendorong antisipasi bencana oleh banyak pihak meliputi tokoh masyarakat, pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi dan media massa.
“Dengan semakin meningkat risiko dampak dan keragaman bencana, maka diperlukan juga meningkatkan kapasitas dari masing-masing komponen pelaku di dalam kebencanaan,” pesan dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News