GenPI.co Jateng - Membangun politik yang beradab butuh peran milenial dalam memberikan masukan dan kritik kepada pemerintah.
Secara demografi, keberadaan milenial memiliki massa yang besar di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan pada 2020 jumlah kaum milenial antara 17-37 tahun mencapai hampir 70 juta jiwa.
Jumlah ini setara dengan seperempat populasi penduduk Indonesia.
Angka inilah secara statistik peran milenial turut menentukan dalam membangun politik yang beradab.
“Generasi milenial adalah bagian dari penentu kemajuan dan keberhasilan demokrasi, baik di tingkat daerah maupun nasional," kata Bupati Kudus, Hartopo, dikutip Kudusnews.com, Kams (14/4).
Maka itu, Hartopo meminta peran aktif milenial dalam memberikan masukan dan kritik kepada pemerintah.
Kemampuan berpikir kritis inilah yang juga bisa menjaga kondusifitas wilayah.
"Politik yang beradab dan beretika adalah politik yang ketika telah meraih kekuasaan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar dia.
Ketua DPRD Kudus Masan meminta para milenial selektif memilih calon pemimpin.
Jangan sampai milenial memilih pemimpin hanya karena amplop bukan karena gagasannya.
"Maka generasi milenial harus dapat merubah haluan tersebut menjadi demokrasi yang berkesinambungan," ujar Masan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News