GenPI.co Jateng - Mahasiswa Soloraya menyatakan tolak 3 periode untuk masa jabatan presiden dan pemilu tetap digelar pada 2024.
Salah satu peserta aksi, Rafi Andya mengatakan aksi demo itu merupakan aksi susulan demo 11 April di Jakarta.
Para mahasiswa menyuarakan kersahannya mengenai wacana tiga periode untuk masah= jabatan presiden.
Hal ni dilontarkan oleh menteri bukan Presiden Joko Widodo. Presiden malah menyampaikan hal sebaliknya.
“Tuntutan yang kami ajukan ke pemerintah, kenapa statement antara menteri dan presiden tidak sinkron," kata Rafi, saat ditemui wartawan di sela aksi demo di Gladag, Solo, Kamis (14/4).
Perbedaan ini terlihat dari pernyataan Presiden Joko Widodo mengikuti konstitusi, tetap menterinya menyatakan hal sebaliknya.
“Maka kami menuntut untuk sesuai dengan konstitusi UU 1945. Presiden tetap 2 periode dan pemilu tetap dilaksanakan 2024, " ujar dia.
Aksi demo itu diikuti ribuan mahasiswa dari 20 perguruan tinggi negeri dan swasta di Soloraya.
Meski demikian, UNS Solo memutuskan tidak ikut ke dalam aksi.
Hal ini dilatari oleh adanya penolakan usul BEM UNS Solo yang menghendaki demo digelar terbuka diikuti elemen masyarakat lainnya.
Namun, hal ini ditolak oleh BEM SI.
Aksi tersebut di mulai pukul 13.00 WIB dan selesai pukul 17.00 WIB.
Ribuan mahasiswa bergerak dari Gatot Subroto Ngarsopuro menuju Gladak dengan berjalan kaki melalui Jl Slamet Riyadi.
Akibat aksi tersebut menyebabkan menyebabkan arus lalu lintas tersendat tersendat dan menimbulkan kemacetan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News