GenPI.co Jateng - Praktik kekerasan taruna senior kepada junior di Politeknik Ilmu Pelayaran atau PIP Semarang jadi tradisi.
Hal ini terungkap dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan hingga meninggal dunia terhadap salah satu taruna Zidan Muhammad Faza, Rabu (13/4).
Sidang itu mengagendakan pemeriksaan kelima terdakwa kasus penganiayaan yakni Caecar Richardo Bintang Samudra Tampubolon, Aris Riyanto, Andre Arsprilla Arief, Albert Jonathan Ompusungu, dan Budi Dharmawan.
Kepada Majelis Hakim, Aris Riyanto menuturkan praktik kekerasan senior terhadap junior merupakan tradisi turun temurun dengan dalih pembinaan fisik.
Hal ini pun sudah awam di kalangan senior dan junior lembaga pendidikan tersebut.
"Tradisi ini untuk melatih mental pada junior," kata Aris, dikutip Antara, Rabu.
Pengalaman serupa juga dialami Albert Jonathan Ompusungu saat menjadi junior.
"Pemukulan sudah menjadi hal familiar bagi taruna PIP," ujar Andre Arsprilla Arief.
Caecar Richardo menceritakan praktik kekerasan taruna di PIP Semarang saat insiden Faza juga terjadi di dua kelas lain dengan tempat berbeda.
Dia juga menuturkan tak semua senior melakukan tindakan disiplin yakni pemukulan kepada juniornya saat itu.
"Kalau korban Zidan Muhammad Faza tidak terjatuh, tradisi pembinaan fisik itu masih akan berlanjut," sambung Caecar.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News