GenPI.co Jateng - Harga pertamax yang dari semula Rp9.000 menjadi Rp12.500 per liter mendorong warga beralih menggunakan pertalite yang lebih murah.
Hal ini dialami oleh Santi, warga Bae, Kudus. Saban hari dia pergi dan pulang bekerja naik sepeda motor.
Santi awalnya memakai pertamax lantaran tarikan gas yang lebih ringan saat berkendara, dibandingkan pertalite.
Namun, kenaikan pertamax membuatnya beralih ke pertalite yang harganya lebih murah yakni Rp7.650 per liter.
"Lumayan selisih harga sebesar Rp4.850 per liter bisa dipakai untuk kebutuhan harian lainnya,” kata dia, dikutip Antara, Minggu (10/4).
Perubahan pola konsumsi ini juga dirasakan oleh operator pertashop yang hanya menyediakan BBM jenis pertamax salah satunya Arif
Dia menuturkan penjualan pertamax terus turun setiap hari hingga setengahnya.
Awalnya, dia bisa menjual pertamax hingga 1.000 liter per hari.
"Dimungkinkan konsumennya beralih ke pertalite karena disparitas harganya yang cukup tinggi,” ujar dia.
Operator pertashop lain mengeluhkan penurunan permintaan yang awalnya 600-an liter per hari menjadi hanya separuhnya sejak awal April 2022.
Sebagai informasi, pertashop merupakan penyalur resmi Pertamina dengan skala kecil untuk melayani kebutuhan BBM nonsubsidi.
Berdasarkan data April 2021, di Kabupaten Kudus ada lima pertashop.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News