GenPI.co Jateng - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menemukan kenyataan para pedagang menjual minyak goreng curah kepada konsumen yang seharusnya Rp 14.000/liter menjadi Rp 20.000/liter - Rp 22.000/liter.
Hal ini ditemukannya saat melakukan sidak ke Pasar Bulu Kota Semarang, Selasa (5/4).
Ganjar menggelar sidak untuk mengecek ketersediaan serta harga minyak goreng di pasaran.
Ganjar membuktikan sendiri dengan membeli minyak goreng pada salah satu pedagang.
Dia harus mengeluarkan uang Rp 20.000 untuk seliter minyak goreng curah.
Dia juga tak boleh beli banyak karena pedagang kasihan pada pembeli lain.
“Berarti minyak goreng curah Rp 14.000 itu hoaks ya Bu,” canda Ganjar kepada pedagang, seperti dikutip jatengprov.go.id, Selasa.
Dari pengecekan ini, dia menemukan cerita minyak goreng curah Rp 14.000/liter tidak ada di pasaran.
Harga minyak goreng curah bisa mencapai Rp 22.000/liter.
“Ternyata dari informasi yang kami dapat dari pedagang, itu banyak pemainnya. Jadi, para pedagang ini beli dari orang lain sudah harga Rp 18.000/liter. Jadi rasa-rasanya, model operasinya harus diubah,” papar Ganjar.
Menurut dia, sistem distribusi minyak goreng curah yang disubsidi pemerintah seharga Rp 14.000/liter memang harus diubah.
Hal ini tidak bisa lagi minyak dilepas ke pasaran tanpa ada pantauan.
“Kalau seperti ini, relatif konsumen tidak akan dapat harga Rp 14.000. Yakin saya nggak mungkin. Maka sistemnya harus diubah, model distribusinya harus tertutup. Namanya subsidi, harus diberikan satu per satu dan langsung ke pedagang,” tutur dia.
Sementara itu, sejumlah pedagang mengeluhkan kesulitan mendapatkan minyak goreng.
“Minyak goreng curah susah Pak, harganya juga sama-sama mahal. Mending jual yang kemasan,” kata Tini, salah satu pedagang.
Tini mengaku kesulitan mendapat pasokan minyak goreng curah.
Jika pun ada, maka harganya juga cukup mahal, yakni di atas Rp 18.000/liter.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News