GenPI.co Jateng - Kabupaten Brebes masuk ke dalam satu dari lima daerah dengan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah.
Jumlah penduduk miskin Brebes naik dari 293.180 jiwa pada 2019 menjadi 308.780 jiwa pada 2020.
Bupati Brebes, Idza Priyanti, menilai kemiskinan sebelumnya turut menyumbang lahirnya kemiskinan baru lantaran anak-anaknya tidak mampu bersaing di dunia kerja.
Kemiskinan membuat orang tua tidak bisa memberikan pendidikan dan keterampilan kepada anak-anak mereka.
Akibatnya, saat menempuh pendidikan formal, anak tidak dibekali dengan keterampilan atau keahlian khusus.
Hal ini berdampak pada peningkatan pengangguran dan kemiskinan di Brebes.
“Saat ini masih banyak penduduk usia kerja di Kabupaten Brebes tidak semuanya memperoleh keterampilan dan keahlian tertentu,” kata Idza dikutip Brebeskab.go.id, Selasa (29/3).
Kondisi ini diperparah dengan pertambahan penduduk yang mendorong meningkatnya jumlah pencari kerja. Persaingan makin ketat.
Sementara itu, perusahaan merekrut tenaga kerja tidak sekadar melihat ijazah pendidikan formal, tetapi juga keterampilan pekerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Untuk mengurangi gap keterampilan ini, ratusan pengangguran Brebes dilatih keterampilan menjahit garmen dan sepatu.
“Pelatihan keterampilan ini, menjadi solusi untuk mengurangi angka pengangguran, khususnya di lokasi penanggulangan kemiskinan ekstrem,” sambung Idza.
Peningkatan kompetensi pencari kerja ini juga diharapkan memberikan posisi tawar agar mereka bisa bersaing dengan peserta lain di perusahaan-perusahaan Brebes.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Brebes, Eko Warsito Putra, mengatakan pelatihan itu melibatkan 120 peserta yang akan dilatih selama lima hari.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News