GenPI.co Jateng - Perbedaan data masyarakat miskin di Provinsi Jawa Tengah menjadi kendala bantuan pemasangan sambungan listrik gratis.
Maka dari itu, basis data terpadu (BDT) khususnya warga tak mampu mesti diverifikasi sehingga bantuan tepat sasaran.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, meminta para pemangku kepentingan untuk memperbaiki BDT tersebut.
Menurut dia, ini merupakan persoalan yang sangat serius. Data kemiskinan ekstrem tersebut ditentukan oleh Pemerintah Pusat.
Pada kenyataannya di lapangan ada perbedaan data dengan yang dimiliki pemerintah daerah.
"Yang paling penting itu utamanya BDT-nya harus diubah. Jangan sampai ada masyarakat lagi dipinjam KK nya untuk pasang listrik orang lain," ujar dia, Sabtu (4/12).
Di sisi lain, perbedaan data ini memang menjadi kendala Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan pemasangan sambungan listrik gratis di masyarakat.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, mencontohkan adanya praktik pinjam nama yang dilakukan oleh oknum tertentu untuk mendapatkan akses listrik.
Alhasil, nama pemilik asli yang dipinjam saat masuk ke dalam daftar penerima bantuan tidak bisa dilayani pemasangan sambungan listrik karena telah terpakai.
"Yang mau dipasang listrik tidak bisa karena yang bersangkutan sudah dipinjam nama oleh orang lain, dipasang di rumah tangga lain. Hal ini lah kemudian kita rapatkan supaya kami yakin betul supaya semua rumah tangga kita di Jateng memiliki sambungan listrik,” papar dia.
Sujarwanto menambahkan pemasangan sambungan listrik gratis ini sebagai salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di Jateng.
Adapun di Jateng ada 5 kabupaten yang menjadi prioritas program ini, yakni Pemalang, Brebes, Banyumas, Banjarnegara, dan Kebumen.
Pihaknya berharap melalui bantuin ini masyarakat terutama kategori miskin ekstrem bisa memiliki sarana untuk membuat usaha.
Dengan demikian, mereka mampu meningkatkan kesejahteraan serta keluar dari zona kemiskinan ekstrem.
"Listrik yang kami sambungkan ke saluran rumah tangga insya allah akan menjadi alat produksi berikutnya. Jadi kalau rakyat sudah menggunakan listrik untuk berusaha, setelah berusaha tidak lagi miskin," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News