GenPI.co Jateng - Aktivitas erupsi Gunung Merapi masih tinggi dengan jumlah guguran lava rata-rata sebanyak 140 kali per hari.
Selain itu, aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi yang ditunjukkan data seismisitas dan deformasi.
Seismisitas internal (VTB dan MP) terjadi lebih dari lima kali per hari, sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 3,5 mm per hari.
"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, dapat kami simpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi ditetapkan masih tetap pada tingkat siaga," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono, Kamis (10/3).
Eko menjelaskan guguran lava dan awan panas Gunung Merapi berpotensi ke arah selatan hingga barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer (km), Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Guguran lava dan awan panas ini juga mengarah ke Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km.
"Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," papar Eko.
Pihaknya merekomendasikan agar pemerintah kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten, agar melakukan upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi.
Selain itu, Badan Geologi terus berupaya memitigasi bahaya Gunung Merapi mulai dari pemantauan, penilaian bahaya, penyebaran informasi, dan sosialisasi aktivitas gunung.
Di sisi lain, masyarakat diimbau untuk mengikuti informasi aktivitas Gunung Merapi dari sumber yang terpercaya.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News