GenPI.co Jateng - Banjir yang melanda Bumiayu, Sabtu (26/2), mendorong Bupati Brebes perlu mengubah daerah hulu di Kecamatan Sirampog jadi hutan lindung.
Banjir itu terjadi lantaran hujan deras di Bumiayu pada Sabtu sore pukul 16.00 – 18.15 WIb.
Akibatnya, aliran sungai Kali Keruh meluap dan menggenangi ratusan rumah di wilayah Krajan, Desa Kalierang.
Banjir juga terjadi di Dukuh Majapahit, Pagenjahan.
Di Desa Penggarutan, banjir terjadi di Dukuh Penggarutan menggenangi 8 rumah dengan ketinggian air sekitar 40 sentimeter (cm).
Selain itu, dapur rumah warga roboh, kandang sapi roboh, dan termasuk menggenangi pemakaman dan persawahan sekitar 10 hektare.
Dampak banjir juga terjadi di Desa Adisana. Di sana 8 rumah terendam air, 2 rumah dan 1 musala terbawa arus Kali Keruh.
Banjir ini mengundang keprihatinan Bupati Brebes, Idza Priyanti.
Menurut dia, debit air yang tinggi dan material batu, pasir dan lumpur mengindikasikan besarnya kerusakan hutan di wilayah hulu Kecamatan Sirampog.
“Satu-satunya jalan, pegunungan wilayah hulu Sirampog dan sekitarnya harus dijadikan hutan lindung,” kata Idza di sela meninjau banjir di Bumiayu, dikutip Brebeskab.go.id, Senin (28/2).
Dia meminta ada upaya nyata untuk menjadikan kawasan itu sebagai hutan lindung.
Dia memerintahkan agar hutan ditanami pohon yang mampu menyimpan air.
“Menjadikan hutan lindung yang didukung pemerintah pusat adalah keniscayaan yang harus dilakukan kembali dengan komitmen dan kolaborasi dari berbagai unsur,” sambung dia.
Idza juga meninjau lokasi pengungsian di SDIT Al-Ambary, bahkan dia menawarkan pengungsi pondah ke pendopo Bumiayu lantaran di sana tersedia tempat tidur dan aula yang luas.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News