GenPI.co Jateng - Harga kedelai impor yang terus meroket hingga Rp12.000 per kilogram (kg) membikin produsen tahu di Kabupaten Demak sambat.
Akibatnya, mereka memilih mengecilkan ukuran tahu alih-alih menaikkan harga meski keduanya sama-sama dikomplain pelanggan.
Salah satu produsen tahu yang sambat itu yakni Tumirah, 43, asal Kampung Gendingan Demak.
Kenaikan harga kedelai impor jelas menurunkan omsetnya.
Awalnya dia bisa memproduksi tahu saban hari sejumlah 1,5 kuintal. Kini, dia hanya mampu membikin 1,3 kuintal per hari
“Harapannya semoga harga kedelai tetap stabil jadi kami tak merugi,” kata dia, dikutip Demakkab.go.id, Jumat (25/2).
Produsen tahu lainya, Ari, 33, asal Demunggalan, Kecamatan Demak, mengeluhkan beratnya bisnis tahu lantaran kedelai terus naik dari Rp9.000 menjadi Rp12.000 per kilogram.
Kabarnya, kenaikan ini dipicu gagal panen kedelai dari luar negeri.
“Sebenarnya kalau usaha tahu tempe naik Rp10.000 sudah maksimal naiknya. Namun jika sampai Rp11.000 atau Rp12.000 membuat pusing,” ujar dia.
Sama halnya seperti Tumirah, dia terpaksa memperkecil ukuran tahu, alih-alih menaikkan harga.
“Kalau menaikkan harga, kurang tepat. Apalagi dampak pandemi ini sangat luar biasa. Kami lebih mengecilkan ukuran,” tutur Ari.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News