GenPI.co Jateng - Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora optimistis wilayahnya nihil stunting pada 2024 melalui sejumlah intervensi.
Di Blora, jumlah kasus stunting terus menurun dari tahun ke tahun. Saat ini, Blora memiliki 9,23 persen anak mengalami stunting.
Jumlah ini turun dibandingkan kondisi tahun sebelumnya mencapai 13 persen.
“Semoga berkat kerja keras lintas sektoral stunting di Blora sudah tidak ada lagi kasus baru di 2024," kata Kepala Dinkes Blora, Edi Widayat, dikutip Blorakab.go.id, Rabu (23/2).
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kekurangan asupan nutrisi dalam jangka panjang.
Akibatnya, pertumbuhan anak terganggu salah satunya adalah tinggi badan yang lebih rendah dibanding anak seusianya.
Kasus stunting ini tersebar di sejumlah kecamatan mulai dari Blora, Cepu, Kunduran, Kedungtuban, Ngawen hingga Randublatung.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Blora, Diah Pusparini, mengatakan sejumlah intervensi digelar untuk mengatasi stunting misalnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, imunisasi lengkap, dan pemberian makanan tambahan.
Kemudian, ada juga program telur maksi, rembo setia, gardu KIA-KB, dan Dawis penting.
Masih ditambah intervensi spesifik sektor kesehatan berkontribusi 30 persen.
Intervensi layanan ini berupa penambahan makanan tambahan (PMT) dan ibu hamil kurang energi kronik (KEK) serta balita kurus.
Dinkes Blora juga memberikan tablet tambah darah untuk ibu hamil dan remaja putri.
Lalu, menyediakan layanan ibu hamil kontak minimal 4 kali selama kehamilan (K4) serta pemberian vitamin A bagi balita (6-59 bulan).(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News