GenPI.co Jateng - Rencana penambangan batu andesit sebagai urukan Bendungan Bener di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, membuat warga setempat terbelah menjadi pro dan kontra.
Warga ini bahkan tak saling sapa karena memiliki perbedaan pendapat terkait rencana penambangan batu andesit di wilayah mereka.
Acara keagamaan, sosial, dan budaya, pun dilakukan sendiri-sendiri secara terpisah.
Kali terakhir sempat terjadi ketegangan saat Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengukur lahan warga untuk dijadikan lokasi penambangan batu andesit pada Selasa (8/2).
Perisitiwa ini berujung pada penangkapan sebanyak 67 warga setempat.
Kondisi warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, memang semakin kondusif setelah sempat terjadi ketegangan pada Selasa (8/2) pekan lalu.
"Kami ingin kedamaian kembali di Desa Wadas. Sungguh sangat tidak nyaman hidup bertetangga tidak saling sapa selama bertahun-tahun," kata Warga Dusun Beran, Wadas, Amat Marlan, Selasa (15/2).
Hal senada diungkapkan warga Dusun Beran, Desa Wadas, Syawaludin.
Dia mengungkapkan pernah ada kejadian mesin sepeda motor diisi dengan garam dan pasir karena silang pendapat terkair proyek tersebut
"Perpecahan mulai berlangsung dari 2016 hingga sekarang ini, berarti sudah 5 tahun," papar dia.
Warga Dusun Kali Gendol, Desa Wadas, Wagimin, menambahkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Wadas rusak karena rencana penambangan batu andesit di wilayah mereka.
"Situasinya memang seperti itu, sudah sangat memprihatinkan," ungkap dia.
Sementara itu, Koordinator Komunitas Masyarakat Terdampak Desa Wadas (Mata Desa), Emha Saiful Mujab, menambahkan sebelumnya warga Wadas ini guyub rukun.
"Ada seorang ibu tidak mendatangi hajatan anaknya gara-gara beda pandangan tentang penambangan batu andesit. Benar-benar parah kerusakan sosial di Desa Wadas," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News