GenPI.co Jateng - Sebanyak 3.581 anak di Wonosobo putus sekolah sepanjang 2021.
Angka kemiskinan dan anak putus sekolah di Kabupaten Wonosobo dari 2019 hingga 2021 dinilai semakin tinggi.
Maka dari itu, perlu pendampingan dari perangkat daerah baik kabupaten maupun provinsi.
“Dari 25 desa di Wonosobo yang angka kemiskinannya tinggi kami akan menganalisis lebih jauh mengingat alokasi anggaran untuk desa tersebut dinilai cukup tinggi, tapi tidak sebanding dengan kemajuannya,” kata Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, dikutip wonosobokab.go.id, Senin (14/2).
Menurut dia, hal ini menjadi evaluasi bersama untuk merumuskan sebuah kebijakan yang tepat.
Bupati menjelaskan terkait angka putus sekolah menunjukkan kemiskinan erat kaitannya dengan aspek pendidikan.
“Saya meminta kepada semua camat se-Wonosobo dan jajarannya untuk serius menangani permasalahan kemiskinan dan putus sekolah karena menjadi isu nasional sehingga penting sekali camat memberikan masukan dan saran guna mengurai permasalahan tersebut,” papar Bupati
Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo, berpesan agar jajaran perangkat daerah berperan aktif membangun Wonosobo terutama perbaikan kemiskinan dan masalah anak putus sekolah yang disebabkan oleh rendahnya motivasi untuk belajar.
Pihaknya mengajak seluruh camat dan perangkat daerah untuk bersama-sama mewujudkan visi misi bupati.
“Terkait angka putus sekolah, saya meminta untuk segera ditangani dan diperbaiki bekerja sama dengan dinas terkait,” papar dia.
Sekda menekankan perlunya dibentuk satgas khusus yang menangani problematika ini.
“Walaupun sudah ada tim penanggulangan dari kabupaten, karena ini masalah serius yang menyangkut perkembangan Indonesia ke depan,” jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News