GenPI.co Jateng - Sejumlah pedagang pasar tradisional di Batang ogah menjual minyak goreng dengan satu harga atau sesuai harga eceran tertinggi (HET).
Pedagang masih menjual minyak goreng itu dengan harga lama lantaran ogah rugi.
Apabila pedagang menjual dengan harga baru, dia hanya mendapatkan untung Rp200.
“Kalau jualnya Rp14.000 ya tipis sekali untungnya, cuma dapat Rp200,” kata salah satu pedagang Pasar Batang, Rini, dikutip Batangkab.go.id, Selasa (8/2).
Dengan kondisi itu, Rini menjual minyak goreng dengan harga paling rendah Rp15.000.
Apalagi sepekan terakhir stok minyak goreng sempat kosong.
Pedagang pasar pun tidak tahun kapan akan menurunkan harga jual kepada konsumen.
“Kasihan pedagang-pedagang kecil, biar ada keuntungan,” ujar dia.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UKM Batang, Endang Rahmawati, membenarkan jika masih ada pedagang yang menjual minyak goreng dengan harga lama.
Umumnya, mereka terlanjur membeli stok dengan harga juga.
“Kalau dipaksa untuk menjual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), pedagang pasti mengalami kerugian,” ujar Endang.
Meski demikian, dia optimistis stok lama ini akan habis dalam dua pekan.
Kemudian, para pedagang mulai menjual minyak goreng dengan stok dan harga baru.
“Sekarang malah kosong tidak ada pengiriman dari distributor sejak 2 Februari lalu,” kata dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News