GenPI.co Jateng - Sebanyak 23 perwakilan kasepuhan adat kejawen Grumbul Kalitanjung, Desa Tambak, Rawalo, Banyumas menggelar ritual nulak di Pendopo setempat, Senin (31/1).
Upacara nulak atau tolak bala merupakan ritual meminta pertolongan Yang Mahakuasa untuk menjauhkan masyarakat Indonesia dari wabah atau pagebluk.
Ritual ini lazim digelar pada 26 Jumadilakhir pada sistem penanggalan kalender Jawa.
Para peserta ritual ini berpakaian adat Jawa warna hitam dan memakai penutup kepala.
Ritual ini dipimpin oleh Kiai Kasepuhan, Tarnudi. Seusai ritual rampung, mereka menikmati santap bersama.
Sisanya, makanan itu dibawa pulang sebagai berkat bagi keluarga.
Penyediaan seluruh upacara itu merupakan sumbangan masyarakat dan anggota kasepuhan.
Penasihat Paguyuban Kasepuhan Kejawen Ada Kalitanjung, Ki Muharto, mengatakan menjadi Nyai atau Kiai kejawen tidaklah mudah.
Dia harus berusia di atas 60 tahun dan terbebas dari kehendak duniawi. Mereka lalu belajar pada Kiai Guru dan Kiai Tundagan selama tiga tahun.
"Setelah lulus diadakan ritual udun udunan dimana Nyai dan Kyai tersebut sudah dapat bergabung bersama kyai kasepuhan lainnya dalam melaksanakan ritual adat kejawen" kata dia, dikutip Banyumaskab.go.id, Selasa (1/2).(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News