GenPI.co Jateng - Sebanyak 80.000 hektare lahan kritis di Batang membutuhkan penghijauan. Saat ini, upaya penghijauan baru menyasar 30.000 hektare.
Artinya, masih ada sedikitnya 50.000 hektare lahan kritis yang butuh penghijauan.
Lahan ini tersebar di sejumlah kecamatan meliputi Bawang, Reban, Blado, dan Bandar.
Sementara sisa lahan 50.000 hektare secara bertahap dilakukan dengan metode demplot,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batang, A. Handy Hakim, dikutip Batangkab.go.id, Minggu (30/1).
Menurut dia, penanaman pohon keras dan tanaman tegakan bisa menekan luasan lahan kritis ini. Penanaman dimulai dari lahan kritis di daerah atas.
Keberadaan lahan kritis dinilai mengancam daerah atas yang menjadi kawasan resapan air.
“Ini kami lakukan karena daerah tangkapan air yang menjadi sumber air bawah tanah kita,” terang Handy.
Kebutuhan sumber air ini meningkat seiring tumbuhnya kawasan industri dan perkembangan populasi manusia.
DLH terus mendorong penghijauan di lahan kritis untuk mengembalikan daya dukung lingkungan terkait kelestarian air bersih.
“Perkembangan pesat industri yang ada di bawah harus kita imbangi dengan penghijauan di atas,” kata Handy.
“Kami sangat mendukung investasi tapi juga tetap memelihara kelestarian alam, sehingga semua bisa berjalan seimbang,” sambung dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News