GenPI.co Jateng - Sebanyak 111 kali gempa guguran terjadi selama periode pengamatan pada Senin (24/1) pukul 00.00-24.00 WIB.
Hal ini disampaikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terkait kondisi terkini Gunung Merapi.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, mengatakan selain terjadi gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 2 kali gempa hibrid atau fase banyak, dan 2 kali gempa embusan.
“Dari pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dengan ketinggian sekitar 20 meter di atas puncak,” kata dia, Rabu (26/1).
Hanik menyebut pada periode pengamatan itu, tercatat 9 kali guguran lava pijar keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.
Namun demikian, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 14 sampai 20 Januari 2022, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan.
Hal ini baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah Merapi.
Menurut dia, volume kubah lava di barat daya tercatat sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.
Dalam hal ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level 3 atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer (km) ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Jika gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius 3 km dari puncak gunung.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News