GenPI.co Jateng - Produksi kakao Batang ditarget menembus 800 ton per hektare. Jumlah ini dihasilkan dari sedikitnya 800 hektare lahan kakao di Batang.
Target dibuat seiring dengan adanya pendampingan dari Asosiasi Kakao Indonesia Batang.
Mereka mendampingi petani kakao dengan membikin demplot-demplot untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Dengan metode pengelolaan yang standar, produksi kakao bisa menghasilkan 800 ton per hektare.
Ketua Asosiasi Kakao Indonesia Batang, Zaenal Acheroh, mengatakan ada tiga hektare lahan disiakan sebagai demplot tersebar di dua kecamatan yakni Tulis dan Wonotunggal.
Demplot ini bisa menghasilkan 800 ton per hektare apabila diintervensi menggunakan pupuk organik.
“Demplot ini juga menumbuhkan perilaku petani kakao kembali mencintai seperti dulu pada 2000 zaman puncaknya,” kata dia, dikutip Batangkab.go.id, Sabtu (22/1).
Zaenal menjelaskan hasil pendampingan ini selama 6 bulan ini menunjukkan peningkatan.
Pohon kakao yang berusia tua mulai menunjukkan perbaikan daun, batang hingga buah.
Saat ini harga kakao kualitas baik di level tengkulak mencapai Rp28.000 – Rp30.000 per kilogram.
Penjualan kakao petani di Batang diproyeksikan akan diserap PT Pagilaran milik UGM. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News