GenPI.co Jateng - Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo didorong harus bisa meningkatkan perkembangan desa.
Di desa, mereka dituntut berkolaborasi dengan pemerintah desa sekaligus menjadi pendamping profesional.
Hal itu disampaikan oleh Pejabat Analis Kebijakan Ahli Muda Purworejo, Dewi, saat menerima 98 mahasiswa KKN UNS Solo, di Krandegan, Bayan, Purworejo, Selasa (18/1).
Menurut Dewi, mahasiswa KKN UNS harus bisa membantu memajukan perkembangan desa.
Tujuan itu selaras dengan target pencapaian sustainable development goals (SDGs) oleh Kementerian Desa PDTT.
Selama 45 hari ke depan, mereka harus berkolaborasi dengan pemerintah desa setempat sekaligus menjadi pendamping profesional desa.
“Hal ini untuk menggali potensi desa sekaligus membagikan ilmu adik-adik yang diperoleh di kampus,” sambung Dewi, dikutip Uns.ac.id, Kamis (20/1).
Para mahasiswa itu ditempatkan di 10 desa yakni Krandegan, Karangrejo, Kebondalem, Kaliwader, Sukowuwuh, Rowodadi, Sumberagung, Sumberejo, Binangun, dan Ngembak.
Dewi berharap program-program KKN Ini berjalan berkelanjutan dalam dua hingga tiga tahun.
Program ini bisa diteruskan oleh mahasiswa yang akan KKN berikutnya di desa yang sama.
Dewi berpesan selama KKN mahasiswa dituntut pandai membawa diri, ajar dan ajur.
Ajar artinya bisa belajar menerapkan ilmu yang diterima di kampus dan belajar di lapangan tentang kondisi masing-masing desa.
“Ajur maksudnya berbaur dengan masyarakat sekitar, pemerintah desa, dan kondisi yang ada,” ujar dia.
Dia juga meminta mahasiswa mendukung pembentukan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Desa.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News