GenPI.co Jateng - Sebanyak 25 desa yang tersebar di 5 kecamatan di Kabupaten Rembang masih terindikasi kemiskinan ekstrem.
Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang fokus untuk menangani kemiskinan ekstrem ini pada 2022.
“Kemiskinan ekstrem itu yang pendapatan per kapita per harinya tidak sampai Rp 12.000. Kalau 1 bulan tidak ada Rp 420.000,” kata Wakil Bupati Rembang, Mochammad Hanies Cholil Barro, dikutip rembangkab.go.id, Selasa (18/1).
Wabup menyebut ada 25 desa dari 5 kecamatan yang terindikasi ada kemiskinan ekstrem.
Sebanyak 5 kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kragan, Sarang, Pancur, Sumber, dan Pamotan.
Wabup menjelaskan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) memiliki peran penting dalam penanganan kemiskinan ekstrem ini.
Tak hanya kemiskinan ekstrem, masalah sosial di Rembang juga cukup kompleks.
Ini mulai dari permasalahan kesejahteraan sosial, perlindungan anak, sampai urusan disabilitas.
Maka dari itu, organisasi perangkat daerah (OPD) didorong untuk menjalin kerja sama yang baik dengan banyak pihak agar hasil yang dicapai lebih maksimal.
Caranya, Dinsos PPKB bisa menggandeng perusahaan terutama optimalisasi Corporate Social Responsibility (CSR).
Selain itu, langkah lainnya kerja sama dengan komunitas–komunitas di masyarakat.
Misalnya, ini bisa dilakukan kerja sama dengan komunitas disabilitas seperti Special Olympics Indonesia (SOIna) Kabupaten Rembang dan Yayasan Setara yang fokus terhadap perlindungan anak.
Kepala Dinsos PPKB Rembang, Subkhan, menambahkan pihaknya akan menyediakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem.
Saat ini data dari Pemerintah Provinsi Jateng dirasa belum valid.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News