GenPI.co Jateng - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magelang mencatat ada 574 bencana dan 6 korban jiwa sepanjang 2021.
Dari jumlah itu bencana paling banyak terjadi adalah tanah longsor, angin kencang, dan kebakaran.
Tanah longsor, misalnya banyak terjadi di Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran, Dukun, Tegalrejo, Secang, dan Pakis.
Sementara itu, wilayah dengan kejadian angin kencang terbanyak ada di Kecamatan Tegalrejo, Mertoyudan, Windusari, Dukun, dan Secang.
"Ini merupakan [wilayah] langganan sehingga kami pesan kepada masyarakat agar mempelajari kearifan lokal. Ilmu 'titen' harus selalu kita pakai," kata Kepala Pelaksana BPBD Magelang, Edi Warsono, seperti dikutip Magelangkab.go.id, Rabu (21/1).
Dia mengatakan upaya antisipasi sekaligus mitigasi bencana dilakukan dengan menggiatkan sosialisasi kepada masyarakat dan membentuk Organisasi Pengurangan Risiko Bencana (OPRB) di desa/kecamatan.
Kemudian, BPBD juga memasang dan memelihara 38 alat early warning system (EWS) di lokasi rawan tanah longsor.
"Perawatan EWS terus kami lakukan di sejumlah titik pergerakan tanah. Kami akan menambah setiap tahunnya dan dipasang di titik-titik potensi rawan longsor," tutur dia.
Selama 2021, ada 6 orang meninggal dunia dalam kejadian tanah longsor di lokasi pertambangan pasir dan batu Gunung Merapi.
Longsor juga merusak sejumlah rumah dan fasilitas publik.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News