Top! Jadi Kota Paling Toleran, Salatiga Deklarasi Kelurahan Damai

13 Januari 2022 11:00

GenPI.co Jateng - Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga terus mengampanyekan toleransi beragama demi mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

Hal ini diperkuat dengan Deklarasi Kelurahan Damai di Tingkir Lor, Salatiga pada Rabu (12/1).

“Kota Salatiga dapat dikatakan mampu mengelola keberagaman masyarakat dengan baik. Mereka dapat hidup harmonis dan damai, bahkan telah dikukuhkan dengan raihan predikat sebagai Kota Tertoleran se-Indonesia,” ujar Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, dikutip jatengprov.go.id, Kamis (13/1).

BACA JUGA:  Baru 1 OPD Menuju Zona Integritas WBK, Ini PR Pemkot Salatiga

Menurut dia, hal ini merupakan hasil dari kerja keras Pemkot Salatiga, yang didukung penuh oleh Forkopimda, Toga, Toma, beserta seluruh elemen masyarakat yang hidup rukun dan damai dalam kemajemukan.

Adapun kali ini Deklarasi Kelurahan Damai merupakan sinergi antara Kelurahan Tingkir Lor dengan Wahid Foundation beserta UN Women.

BACA JUGA:  Ikon Baru Wisata Sejarah di Salatiga, Ini Bagusnya Taman Wisesa

Deklarasi ini sebagai salah satu sarana untuk mengampanyekan toleransi, perdamaian, dan kesetaraan gender, serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

Wali Kota menilai kolaborasi dan elaborasi dengan lembaga seperti Wahid Foundation, kian menguatkan dan mengukuhkan Salatiga sebagai Kota Tertoleran.

BACA JUGA:  Ibu Hamil dan Bayi di Salatiga Agar Tetap Sehat, Ini Upaya Pemkot

Selain itu, dia berharap Deklarasi Kelurahan Damai tak hanya menjadi sebuah status, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Saya pesan kepada seluruh masyarakat Kota Salatiga, terutama masyarakat Kelurahan Tingkir Lor, agar senantiasa merawat toleransi, perdamaian, keadilan, serta menguatkan peran perempuan,” papar dia.

Sementara itu, Direktur Wahid Foundation, Yenni Wahid, menjelaskan masyarakat harus diberikan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran, jika adanya perbedaan tidak boleh memecah mereka.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat di tingkat desa dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan.

“Jangan mencederai kepercayaan orang lain, tetap hormati dan menjaga kerukunan bersama. Boleh berbeda keyakinan, boleh berbeda pandangan terhadap apa pun, tetapi tolong hormati hal-hal tersebut,” jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG