GenPI.co Jateng - Tanah longsor yang terjadi di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Batang, pada malam tahun baru kemarin memindahkan material sebanyak 1,7 juta meter kubik seluas 2 hektare.
Hal ini merupakan hasil asesmen Dinas ESDM Jawa Tengah mengenai pergerakan tanah di Dusun Rejosari, Desa Pranten.
Pergerakan ini bersifat aliran dengan arah ke barat laut dan berlangsung lama.
Pergerakan mengalami percepatan saat musim hujan akibat adanya infiltrasi air hujan ke dalam lereng.
Tanah longsor ini mengakibatkan hilangnya sebuah jembatan dan akses jalan terputus.
Proses pemulihan lokasi longsoran terhambat adanya mahkota longsor dengan dimensi +160 m dan pada kaki longsro +50 m.
“Longsoran menyisakan tumpukan material dalam jumlah besar,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batang, Ulul Azmi, seperti dikutip Batangkab.go.id, Selasa (11/1).
Dari hasil asesmen itu, lanjut Azmi, ditemukan pergerakan tanah seluas 8,5 hektare dengan panjang 1.000 m.
Lalu kedalaman bidang gelincir mencapai 20 meter. Hal inilah yang menghasilkan longsoran dengan volume 1,7 juta meter kubik.
Longsoran ini memiliki jarak terdekat dengan permukiman mencapai 900 meter
“Sesuai rekomendasi Dinas ESDM, kami akan membersihkan material yang menutup jalan, membuat jembatan darurat dan memperbaiki pipa air bersih milik masyarakat,” sambung dia.
Namun, upaya ini tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat sebab masih ada potensi terjadi longsor susulan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News