GenPI.co Jateng - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengklaim kemiskinan ekstrem di wilayahnya tinggal 2.000 orang atau 500 kepala keluarga.
Menurut dia, ada penurunan angka cukup signifikan pada tingkat kemiskinan ekstrem di Kota Semarang.
Saat ini angkanya berada pada 500 kepala keluarga (KK) atau sekitar 2.000 orang.
"Kemiskinan ekstrem di Kota Semarang saat ini hanya sekitar 500 KK,” kata Ita, sapaan akrabnya, dikutip semarangkota.go.id, Selasa (11/7).
Mbak Ita menjelaskan penanganan masyarakat yang mengalami kemiskinan ekstrem akan dilakukan satu per satu setiap keluarganya.
Cara ini dinilai akan lebih mudah untuk ditangani.
"Kami akan menangani satu-satu kepala keluarga. Kami treatment sendiri-sendiri sehingga lebih mudah, dan akan menjadi tanggung jawab masing-masing kelurahan. Ini sudah ada program-programnya," papar dia.
Di sisi lain, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyiapkan program untuk menangani kemiskinan ekstrem.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing keluarga yang miskin.
"Kami sudah memiliki program yang akan dilakukan sebagai upaya penanganan sesuai kekurangan-kekurangannya. Karena bisa saja mereka tidak punya rumah atau pendidikan anak-anaknya yang kurang," ungkap dia.
Di samping itu, terkait pendidikan yang kurang bagi anak-anak, pihaknya akan memfasilitasi.
Sedangkan bagi warga yang membutuhkan tempat tinggal, maka pihaknya akan akan mengupayakan pengadaan tempat tinggal melalui dana CSR dari BUMD.
Dalam hal ini, Mbak Ita masih melakukan pemetaan terhadap masyarakat yang memang mengalami kemiskinan ekstrem.
Dia menyebut beberapa kelurahan yang masih memiliki masyarakat dengan tingkat kemiskinan ekstrem, seperti Kelurahan Tanjungmas, Bandarharjo, dan Jomblang.
"Harapannya tidak sampai 2024 sudah terselesaikan karena hanya sedikit ya, 500-an KK,” jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News