GenPI.co Jateng - Intensitas hujan di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng mulai menurun.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan hujan yang terjadi ini disebabkan suhu permukaan laut khususnya di Laut Jawa masih hangat.
Dengan demikian, kondisi ini masih berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.
"Hari ini (10/7), hujan lebat masih berpotensi terjadi, namun untuk beberapa hari ke depan diprakirakan intensitasnya menurun," kata dia, Senin (10/7).
Teguh menjelaskan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi beberapa hari terakhir dipicu oleh sejumlah faktor.
Ini termasuk adanya anomali suhu permukaan laut yang berkisar 0,5 hingga 2,3 derajat celsius.
"Saat sekarang memang sudah memasuki musim kemarau, namun hal itu bukan berarti tidak akan ada hujan sama sekali," papar dia.
Di sisi lain, Teguh menyebut gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin-Selasa (10-11/7).
Gelombang setinggi 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi berpotensi terjadi di perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta.
Sedangkan gelombang tinggi 4-6 meter masuk kategori sangat tinggi berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jabar, Samudra Hindia selatan Jateng, dan Samudra Hindia selatan DIY.
“Kami kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di wilayah tersebut yang berlaku hingga Selasa (11/7) dan akan segera diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut," jelas Teguh.
Menurut dia, gelombang tinggi hingga sangat tinggi ini dipengaruhi pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan yang bergerak dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan 8-25 knot.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News