BMKG: Waspada Hujan Ringan hingga Lebat di Jawa Tengah Bagian Selatan

07 Juli 2023 17:00

GenPI.co Jateng - Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi terjadi di Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan hingga 9 Juli 2023.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan ada 4 faktor yang memengaruhi terjadinya hujan.

Faktor ini terdiri dari gelombang atmosfer Kelvin di wilayah Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

BACA JUGA:  BMKG: Waspada Hujan di Cilacap dan Banyumas

"Berdasarkan informasi dinamika atmosfer yang dikeluarkan BMKG pada Kamis (6/7), ada 4 faktor yang memengaruhi cuaca di wilayah Jateng, khususnya bagian selatan," kata dia, Jumat (7/7).

Teguh menjelaskan dengan adanya 4 faktor tersebut, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Jateng, khususnya bagian selatan pada 2-3 hari ke depan.

BACA JUGA:  BMKG: Jawa Tengah Bagian Selatan Masuki Puncak Musim Kemarau Juli 2023

Di sisi lain, Teguh menyebut mengenai perkembangan fenomena El Nino berdasarkan Indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) di Nino3,4 terpantau sebesar 0,94.

"Normalnya kurang lebih 0,5. Dengan Indeks ENSO di Nino 3,4 yang sebesar 0,94 tersebut, pengaruh El Nino masih lemah," papar dia.

BACA JUGA:  BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Jawa Tengah

Selain itu, Madden Julian Oscillation (MJO) yang merupakan aktivitas intra-seasonal di wilayah tropis terpantau di Kuadran 2 (Indian Ocean).

Kondisi ini berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Teguh menambahkan anomali suhu permukaan laut yang berkisar 0,5 hingga 2,3 derajat celsius terpantau di Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Madura, Laut Bali, Selat Makassar, Teluk Bone, dan Teluk Tomini.

Kondisi ini juga terjadi di Laut Maluku, Laut Banda, Laut Flores, Laut Arafuru bagian timur, Laut Seram, Laut Halmahera, dan Teluk Cendrawasih.

Hal ini turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

"Adanya dorongan massa udara kering (dry intrusion) dari belahan bumi selatan yang melintasi wilayah Samudra Hindia selatan Jawa sehingga mampu mengangkat massa udara di depan batas intrusi yang lebih hangat dan lembap, yaitu pesisir selatan Jawa sehingga membentuk awan konvektif di wilayah tersebut," ungkap dia.

Di samping itu, Teguh memprakirakan tinggi gelombang 4-6 meter yang masuk kategori sangat tinggi masih berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Barat hingga DIY hingga Sabtu (8/7).(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG