Serem! Ditemukan Jajanan Anak SD di Semarang Mengandung Formalin dan Boraks

22 Mei 2023 11:00

GenPI.co Jateng - Makanan yang mengandung bahan berbahaya, seperti boraks dan formalin masih ditemukan di Kota Semarang. Salah satunya adalah di jajanan anak SD yang mengandung keduanya.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang Bambang Pramusinto.

Bambang mengatakan dari hasil pemantauan di Pasar Ngemplak Simongan, Jumat (19/5) lalu, dia menemukan mi basah yang positif mengandung formalin dan boraks, kerupuk gendar positif boraks, serta ikan jambal, dan cumi asin berformalin.

BACA JUGA:  TJKPD Cilacap Temukan Cumi Kering dan Teri Berformalin

"Ada pula teri nasi yang mengandung formalin dan sebagian pangan olahan yang usianya lebih dari tujuh hari, tidak ber-PIRT (produk industri rumah tangga), serta pangan olahan terdapat cemaran fisik," kata dia, Senin (22/5).

Bambang menjelaskan selain pasar, pihaknya juga melakukan pemantauan terhadap para pedagang keliling di sekitar Sekolah Dasar Negeri (SDN) Manyaran 01 Semarang dan di kantin sekolah.

BACA JUGA:  Sidak Bahan Pangan, Bupati Cilacap Temukan Tahu Berformalin

"Hasilnya, ditemukan (kerupuk) gendar yang mengandung boraks (dijajakan) pedagang keliling," imbuh dia.

Bambang menyebut Pemkot Semarang berkewajiban untuk menjamin terwujudnya penyelenggaraan keamanan pangan di setiap rantai pangan secara terpadu.

BACA JUGA:  Waduh! 6 Jenis Makanan di Pasar Tradisional di Batang Mengandung Formalin dan Pewarna Tekstil

Salah satunya melalui kegiatan Mata Dewa yang didukung dengan tersedianya mobil laboratorium keamanan pangan.

Masyarakat dalam memilih menu sehari-harinya diharapkan bisa bergizi seimbang dan aman, baik pangan olahan maupun pangan segar.

"Aman dalam kaitan ini adalah terhindar dari cemaran kimia seperti pestisida, bahan berbahaya seperti formalin, boraks, rodhamin B, dan methanyl Yellow," papar dia.

Menurut dia, sebagian masyarakat belum menyadari pentingnya mengonsumsi pangan yang aman.

Dalam hal ini, panganan akan berdampak pada kesehatan.

Selain itu, praktik higienis sanitasi di sepanjang rantai pangan juga masih belum terpenuhi dengan baik.

"Sebagian pelaku usaha pangan juga belum menyadari pentingnya registrasi pangan dan izin edar,” jelas dia.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG