GenPI.co Jateng - Bencana tanah longsor menimpa kawasan tambang galian C di Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, pada Senin (3/1).
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Namun demikian, pihak desa setempat berharap Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selaku pemberi izin penambangan ini memastikan aktivitas ini tidak merusak lingkungan.
Kepala Desa Baleadi, Suhardi, mengatakan bencana tanah longsor ini terjadi di lokasi tambah di perbatasan antara Desa Baleadi dan Kedungwinong pada Senin sekitar pukul 05.50 WIB.
“Apalagi saat ini sedang musim hujan, sedangkan retakan tanah yang terjadi juga berpotensi kemasukan air sehingga menambah risiko longsor," ujar dia, Senin.
Sebenarnya, longsor di galian C ini juga pernah terjadi sebelumnya pada akhir 2020.
Ketika itu, longsor sampai menelan korban jiwa
Suhardi menjelaskan pengelola tambang telah mengetahui adanya retakan sebelum peristiwa longsor terjadi.
Selanjutnya mereka mengantisipasi dengan mengevakuasi alat beratnya dari lokasi tambang untuk antisipasi longsor.
Pihaknya berharap Pemprov sebagai pemberi izin memastikan aktivitas penambangan tersebut dilakukan sesuai standar operasional prosedur untuk menghindari kerusakan lingkungan.
Menurut dia, lokasi galian C tersebut memang jauh dari permukiman warga.
Akan tetapi, saat musim kemarau bisa menimbulkan polusi udara dan akses jalan desa yang dilalui kendaraan pengangkut bahan galian berpotensi rusak.
Suhardi berharap kerusakan infrastruktur jalan ini menjadi perhatian serius.
Selain itu, warga setempat bisa menikmati dampak positif atas keberadaan aktivitas penambangan ini.
Dia juga khawatir soal ketersediaan air bersih.
Hal ini lantaran pegunungan kapur yang menyerap air di kawasan ini habis sehingga memengaruhi ketersediaan sumber-sumber air.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News