GenPI.co Jateng - Kasus stunting ternyata masih ada di Kota Solo yang dialami sebanyak 788 anak.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Solo Purwanti.
"Bukan masalah tinggi atau rendah, tapi 788 ini sudah terdeteksi stunting. Pada 1.000 hari pertama kehidupan mereka tertinggal," kata dia, Senin (6/3).
Purwanti menjelaskan diperlukan upaya dari berbagai mitra kerja untuk mengatasi stunting atau tengkes di Solo ini.
Selain itu, pola asah, asih, dan asuh, dari keluarga juga harus diperhatikan.
"Kami ingin zero stunting harus totalitas, keluarga, masyarakat, dan pemerintah," papar Purwanti.
Purwanti membeberkan semestinya sebelum usia 2 tahun, anak sudah harus terjamin kandungan gizi mereka.
"Bukan hanya penyediaan menu yang mengandung gizi tetapi juga pola asuh untuk bantuan tumbuh kembang," ungkap Purwanti.
Di sisi lain, pandemi covid-19 berdampak pada tingginya angka stunting.
Salah satu penyebabnya adalah penurunan ekonomi keluarga yang berdampak pada gizi mereka.
"Orang tua di-PHK, berdiam di rumah," tutur Purwanti.
Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengakui stunting di Kota Solo cukup tinggi.
"Nanti kami tindak lanjuti," jelas Gibran.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News