GenPI.co Jateng - Angka prevalensi stunting di Banyumas turun 5% pada tahun 2022, yakni dari 21,6% menjadi 16,6%.
"Penurunan angka prevalensi stunting harus menjadi target kinerja seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan para pemangku kepentingan terkait di Banyumas," kata Bupati Banyumas Achmad Husein, Rabu (22/2).
Bupati menjelaskan seluruh OPD terkait bergerak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) menangani stunting.
Ini seperti intervensi terhadap gizi anak, rehab rumah, penyediaan air, dan sebagainya.
Di sisi lain, dia meminta OPD dan para pemangku kepentingan terkait untuk bisa terus merumuskan target tersebut.
Dengan demikian, angka prevalensi stunting di Banyumas harus berhasil menurunkannya sebesar 2,6% untuk menuju target 14% pada tahun 2024.
"Saya juga meminta semua pihak untuk tetap bekerja keras dengan penuh semangat guna mencapai target nasional penurunan stunting sebesar 14% pada tahun 2024," papar dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas Novita Sabjan membeberkan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi balita stunting di Banyumas di bawah angka Jateng yang mencapai 20,8% dan nasional yang sebanyak 21,6%.
"Prevalensi balita stunting untuk tingkat nasional, Provinsi Jawa Tengah menduduki urutan 15 (20,8%) di bawah Provinsi Sulawesi Utara yang berada pada posisi 14 dengan prevalensi sebesar 20,5%," ungkap dia.
Khusus di Jateng, penurunan prevalensi stunting pada tahun 2022 terdapat di 15 kabupaten/kota dengan penurunan tertinggi terjadi di Kota Semarang yang mencapai 10,9%.
"Tanpa kerja terpadu dari OPD terkait, stakeholder (pemangku kepentingan), dan seluruh elemen masyarakat, saya kira sangat sulit mencapai target yang telah ditentukan itu," jelas Novita.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News