GenPI.co Jateng - Pembukaan pintu air Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri dinilai sudah sesuai dengan pedoman yang berlaku.
Hal ini ditegaskan Perum Jasa Tirta I sebagai pengelola Waduk Gajah Mungkur terkait penyebab banjir di Solo.
Pelaksana Tugas Direktur Perum Jasa Tirta 1, Milfan Rantawi, menjelaskan hal ini menjawab isu terkait tidak adanya koordinasi antara pihaknya dengan daerah yang dilewati Sungai Bengawan Solo.
"Kami berusaha seminimal mungkin berdampak, salah satunya banjir," kata dia, Rabu (22/2).
Di sisi lain, Miflan membantah tingginya air limpasan dari Waduk Gajah Mungkur yang dibuang ke Sungai Bengawan Solo sehingga menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Solo Raya.
"Karena memang debitnya (debit air Bengawan Solo) yang besar, kemudian di hilirnya terjadi hujan yang cukup lama. Kalau kami bahasa umumnya terjadi curah hujan tinggi dalam waktu yang lama," tegas dia.
Selain itu, pihaknya menegaskan telah intens berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait mengenai pembukaan pintu air WGM.
"Kemarin itu (hanya melepas) 280 m3, walaupun dari sisi aturan boleh sampai 400 m3. Bayangkan kalau kami lepas 400 m3, jadi penyebabnya (banjir) curah hujan tinggi," tutur Milfan.
Menurut dia, koordinasi ini dilakukan dengan semua pemangku kepentingan, baik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), serta instansi terkait lainnya.
"Kami selalu koordinasi, kembali ke pakem dan aturan yang ada. Pada saat kami mau ada inovasi sedikit, misalnya secara pola 100 m3, gimana kalau kami tambahkan sekian, itu koordinasi kami, mohon izin," ungkap dia.
Miflan menerangkan Waduk Gajah Mungkur dibangun dengan berbagai tujuan, yakni sebagai pengendalian banjir, irigasi, ketahanan air PDAM, dan untuk tenaga listrik.
"Jadi tugas kami memastikan tidak ada banjir, irigasi terairi, PDAM, dan listrik terjaga. Bagaimana fungsi air bisa optimal, tapi tidak merusak," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News