GenPI.co Jateng - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang memastikan pembangunan Taman Syailendra tidak merusak alam asli di sekelilingnya.
Hal ini lantaran kawasan itu dikembangkan menjadi pusat wisata budaya yang menonjolkan sejarah peradaban klasik di Indonesia.
Taman Syailendra menjadi satu dari empat prioritas Pemkab Batang dalam pengembangan pariwisata unggulan, yakni Sigantu, Sikuping, Sikembang, dan Silurah.
Taman ini disebut Silurah karena lokasinya berada di Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Batang.
“Dari awal konsepnya tidak boleh merusak alam aslinya dan tampilannya lebih ke budaya,” kata dia, seperti dikutip Batangkab.go.id, Kamis (30/12).
Untuk mengangkat otentisitas kebudayaan lokal ini, Pemkab Batang berencana membangun replikasi patung ganesha sebagai simbol kerajaan Syailendra.
Patung ini sudah dianggarkan Pemkab Batang senilai Rp300 juta pada tahun depan.
“Prioritas utama wisata di sini lebih kekayaan budaya lokal, karena di sini sering ada tradisi budaya tahunan dan bulanan yang nanti kita ke depankan,” sambung dia.
Pengelolaan objek wisata itu akan melibatkan tiga unsur yakni Pemkab Batang, Pemerintah Desa Silurah, dan Perhutani.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Batang, Yarsono.
Menurut dia, Taman Syailendra akan menjadi ikon budaya di Kabupaten Batang dengan latar sejarah zaman Syailendra.
Pembangunan replika patung ganesha di lokasi ini sesuai dengan masukan budayawan lokal agar tidak merusak alam asli.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News