Mengunjungi Museum Tertua di Indonesia, Museum Radya Pustaka, Gratis!

17 Oktober 2022 00:00

GenPI.co Jateng - Kota Solo ternyata memiliki museum yang tertua di Indonesia, lho.

Adalah Museum Radya Pustaka yang didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV Keraton Kasunanan Solo pada 18 Oktober 1890.

Letaknya ada di Jalan Slamet Riyadi No 275, Solo.

BACA JUGA:  Pemkot Solo Dapat Kuota PPPK, Sebegini Jumlahnya

Pengelola koleksi manuskrip museum Radya Pustaka, Kurnia Heniwati mengatakan mengunjungi museum ini tidak dipungut biaya alias gratis.

"Mengunjungi museum pengunjung tidak dipungut biaya, hanya mengisi data diri saja di buku tamu," ujar Nia kepada GenPI.co, Sabtu (15/10).

BACA JUGA:  Proyek Perbaikan 2 Jalan di Solo Senilai Rp 7,6 Miliar Mangkrak, Kok Bisa?

Namun demikian, jika hendak berkunjung dalam jumlah banyak atau rombongan, maka pengunjung harus reservasi terlebih dahulu ke UPT Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo atau menghubungi Instagram @museumradyapustakasurakarta.

Selain tempat wisata edukasi, Museum Radya Pustaka juga banyak dikunjungi mahasiswa untuk objek penelitian.

BACA JUGA:  Keberangkatan Siang hingga Malam! Ini Jadwal KRL Solo-Jogja, Minggu 16 Oktober 2022

"Pengunjung kebanyakan dari mahasiswa. Kalau untuk penelitian baru harus pakai surat izin yang ditujukan ke UPT Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo," papar dia.

Museum Radya Pustaka ini buka setiap Selasa-Minggu mulai pukul 09.00 WIB-15.00 WIB.

Adapun koleksi Museum Radya Pustaka ini banyak berisi peninggalan Keraton Kasunanan Solo, Istana Mangkunegaran, Kepatihan dan zaman kerajaan Mataram kuno.

Benda yang dipamerkan berupa wayang, gamelan, keris, topeng, dan sejumlah benda peninggalan kerajaan lainnya.

"Koleksi utama manuskrip dan kepala Rajamala," imbuh dia.

Tokoh Rajamala ini sempat dijadikan ikon Asean Para Games 2022 yang digela di Solo pada Juli 2022 lalu.

Menurut Nia, hal itu membuat kunjungan museum menjadi tambah ramai karena banyak masyarakat yang penasaran dengan tokoh Rajamala.

Kyai Rajamala merupakan Yasan Dalem (hasil karya) Sri Susuhunan Paku Buwana V ketika masih menjadi Putera Mahkota.

Perahu Rajamala dibuat untuk hilir mudik Sala-Gresik, yang pertama dipakai Sri Susuhunan Paku Buwana IV masa Pangeran Adipati Anom.

Perahu Rajamala berlayar ke Gresik menjemput Puteri Pamekasan Madura untuk dijadikan Permaisuri.

Perjalanan terakhir Perahu Rajamala berlayar dipakai Sri Susuhunan Paku Buwana VII untuk menjemput Puteri Madura dari Bangkalan, Puteri Sultan Cakraningrat.

Nia menjelaskan nama Radya berarti negara dan pustaka berarti buku. Secara keseluruhan tujuan awal museum itu dibangun sebagai perpustakaan.

Mengunjungi museum ini pengunjung akan melewati 5 bagian.

Di halaman pertama ada patung Rangga Warsita seorang pujangga Solo yang hidup pada abad ke-19. Ruang pertama pengunjung akan disuguhi dengan berbagai jenis wayang.

Ruang kedua logam berharga. Pengunjung akan disuguhi dengan berbagai jenis senjata dari logam dan miniatur rumah joglo (rumah asli Jawa Tengah).

Ruang ketiga, barang yang dipamerkan adalah keramik yang mayoritas peninggalan masa penjajahan Belanda.

Ruang keempat adalah perpustakaan yang mayoritas buku koleksi berbahasa Jawa dan Belanda.

Ruang kelima merupakan koleksi dari bahan perunggu seperti patung dan gamelan. Di sana ada juga gamelan milik Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG