GenPI.co Jateng - Berwisata ke Magelang rasanya tak lengkap jika tak mencicipi kuliner.
Salah satu kuliner khas Magelang adalah Buntil Lumbu.
Umumnya buntil berbentuk gumpalan berisikan campuran makanan yang dibalut dengan menggunakan daun papaya.
Namun demikian, di Magelang Buntil Lumbu ini disajikan tanpa siraman santan atau olahan kering.
Dalam bahasa Jawa, buntil berasal dari kata until-untul yang berarti bungkusan yang diuntil-until (diikat-ikat).
Jadi, makanan khas ini terlihat seperti bungkusan yang diikat.
Dikutip beritamagelang.id, Jumat (19/8), Buntil Lumbu ini merupakan makanan berbahan daun lumbu sawah.
Pecinta makanan tradisional ini tak pernah surut meski banyak bersaing dengan makanan baru yang jauh lebih modern.
Tidak susah untuk menemukan penjual sayur buntil, karena sayur ini biasa dijual di warung-warung nasi dan penjual makanan kaki lima.
Salah satu warung yang sudah terkenal akan Buntil Lumbu ini adalah Buntil Lumbu lapak Sutinah yang berada di Pasar Ngasem.
Sutinah mengaku sudah 14 tahun berjualan Buntil Lumbu.
Cara memasaknya, yakni daun lumbu yang memiliki daun lebar digulung rapi dan dimasukkan dalam bungkus daun pisang.
Setelah itu diberi sambal terbuat dari parutan kelapa, campuran ikan tongkol, dan potongan cabai pedas.
Selanjutnya diikat menggunakan tali rafia.
Harganya Bunti Lumbu ini pun sangat terjangkau, yaitu satu bungkus isian parutan kelapa Rp 5.000, sementara isian ikan tongkol Rp 8.000.
Sutinah mengaku dalam sehari, sekitar 20 hingga 25 buntil lumbu habis terjual.
Terkadang, dia juga melayani pesanan di rumahnya di Dusun Kragilan, Desa Tempak, Kecamatan Candimulyo.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News