Sejarah Stasiun Solo Balapan, Ada Hubungan dengan Mangkunegaran

17 Juli 2022 21:00

GenPI.co Jateng - Tahu enggak sih kalau Stasiun Solo Balapan itu bukan sekadar nama?

Nama Stasiun Solo Balapan di Kota Solo ini memiliki sejarah, lho.

Dikutip surakarta.go.id, Minggu (17/7), Stasiun Solo Balapan merupakan stasiun legendaris kedua setelah Stasiun Samarang yang kini sudah digantikan oleh Stasiun Semarang Tawang.

BACA JUGA:  Alhamdulillah, Haji Kloter 1 Debarkasi Solo Tiba di Tanah Air

Stasiun Solo Balapan dibangun Kolonial Belanda pada 1873.

Stasiun Solo Balapan yang berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi No 112, Kestalan, Banjarsari, adalah stasiun tertua di Solo.

BACA JUGA:  3 Rekomendasi Tempat Nongkrong di Solo, Murah dan Nyaman

Stasiun ini dibangun Belanda sebagai sarana dan prasarana umum penunjang wilayah.

Saat itu, Pemerintah Kolonial Belanda sudah menggagas jalur rel kereta api dari Semarang menuju Solo.

BACA JUGA:  Menteri PUPR: 8 Venue ASEAN Para Games 2022 di Solo Siap 100%

Adapun lahan yang sekarang digunakan menjadi Stasiun Solo Balapan dulunya merupakan Alun-Alun Utara milik Mangkunegaran.

Di dalam alun-alun ini sebagai tempat pacuan kuda Balapan, di masa pemerintahan Mangkunegara IV.

Pada masa itu, lokasi lapangan pacuan atau balapan kuda dianggap paling pas untuk menjadi sebuah stasiun.

Hal ini, karena jalur rel bisa langsung mengarah ke Semarang.

Akhirnya, pacuan kuda itu diubah menjadi sebuah stasiun dan nama balapan tetap dipertahankan.

Stasiun Solo Balapan masih eksis hingga saat ini, bahkan merupakan stasiun terbesar di Solo.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG