Ini Lho Kampung Perajin Blangkon di Kota Solo Sejak 1970

23 Mei 2022 20:00

GenPI.co Jateng - Blangkon adalah salah satu bagian dari perlengkapan pakaian adat Jawa.

Biasanya blangkon menjadi ciri khas perlengkapan yang dikenakan oleh pria Jawa.

Mulanya, blangkon digunakan sebagai perlengkapan pakaian sehari-hari.

BACA JUGA:  Wisata ke Semarang? Jangan Lupa Cicipi Wedang Tahu Legendaris

Namun, kini blangkon hanya dipakai pada acara tertentu, misalnya upacara pernikahan, dan upacara tradisional lainnya.

Dikutip surakarta.go.id, Senin (23/5), Kota Solo memiliki daerah khusus perajin blangkon, yaitu di Kampung Potrojayan, Kecamatan Serengan.

BACA JUGA:  Ini 4 Tempat Wisata Gratis di Kota Semarang yang Cocok Dikunjungi

Pelopor pembuat blangkon yang terkenal di sini adalah Mbah Joyo.

Semula Mbah Joyo membuat blangkon untuk lingkungan keraton saja.

BACA JUGA:  Pondok Wisata Jepara Dibuka, Kearifan Lokal Jadi Unggulan

Akan tetapi, selanjutnya pada 1970, Mbah Joyo pindah ke Potrojayan dan memproduksi blangkon untuk semua kalangan masyarakat.

Kini keberadaan perajin blangkon di Kampung Potrojayan sudah dilestarikan oleh generasi ketiga, yakni Wardoyo.

Pembuatan blangkon di kampung ini, tidak mematok untuk membuat blangkon model Solo saja, melainkan juga melayani model lain.

Proses pembuatannya meliputi pemilihan bahan motif kain, pengukuran, serta model.

Bahan yang digunakan merupakan kain bermotif batik yang disebut destar.

Setiap motif yang digunakan memiliki makna yang berbeda.

Motif untuk blangkon meliputi motif gadung mlati, gringsing, gruda, kawung, limaran lunglungan, menyan kobar, modang, nyesepsari, parang klitik, parikesit, rujak senthe, saton, semen, semen romo, sekar blimbing, sidoarja, sidoluhur, sidoasih sidomukti, truntum, surya ndadari, tirto teja, wahyu tumurun, wulung, gondosuli maupun tunggul wulung.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG