GenPI.co Jateng - Kuliner unik nan khas di Kota Solo memang tidak ada habisnya.
Namanya adalah satai kere. Seperti namanya, kere berarti miskin.
Konon satai satu ini diibaratkan merupakan makanan rakyat yang hidup serba terbatas.
Dikutip surakarta.go.id, Kamis (28/4), satai ini menggunakan bahan utama gembus atau ampas tahu alih-alih memakai daging seperti satai pada umumnya.
Meski demikian, sekarang sate kere juga dilengkapi dengan jeroan sapi seperti babat, iso, atau pun kikil.
Konon dulu satai menjadi salah satu makanan termewah yang hanya bisa disantap oleh kalangan menengah ke atas.
Istilah kere yang berarti miskin merupakan salah satu sebutan untuk kalangan bawah yang terlalu sayang untuk membeli setusuk sate.
Rakyat jelata kemudian membuat bentuk lain satai dengan bahan dasar ampas tahu atau gembus.
Jika dilihat, satai kere ini menyerupai satai pada umumnya.
Inilah yang menjadi daya tarik bagi kalangan bawah untuk menikmati satai yang kemudian menciptakan satai kere.
Kelezatan dari sate kere terletak pada bumbu kacangnya. Rasanya gurih, manis, pedas dengan aroma daun jeruk yang lamat-lamat.
Kacangnya pun sengaja tidak ditumbuk terlalu halus sehingga teksturnya makin memperkaya makanan.
Kuliner satai kere ini masih bisa ditemui di Solo hingga saat ini.
Satai kere ini ada di depan Sami Luwes (Jl. Honggowongso), ada pula Sate Kere Yu Rebi di Jalan Kebangkitan Nasional (dekat Sriwedari), dan Sate Kere Mbak Tug di Jl. Arifin (depan Es Nini Thowong).(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News