Nabuh Beduk, Tradisi Ramadan yang Masih Eksis di Solo

27 April 2022 12:00

GenPI.co Jateng - Nabuh beduk memiliki sejarah panjang di Indonesia.

Hal ini disebabkan karena kegiatan menabuh beduk merupakan tradisi yang telah dilakukan sejak zaman Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Tradisi ini masih eksis di Kota Solo hingga saat ini, misalnya saat bulan Ramadan.

BACA JUGA:  Ini Dia Tradisi Buka Puasa Kopi Arab di Masjid Assegaf Solo

Dikutip surakarta.go.id, Rabu (27/4), salah satunya adalah tradisi menabuh beduk di Masjid Agung Keraton Solo.

Biasanya menabuh beduk hanya dilakukan menjelang waktu salat.

BACA JUGA:  Ini 4 Tips Berpuasa Bagi Penderita Anemia

Setiap tahunnya Masjid Agung Keraton Kasunanan Solo juga membunyikan beduk setiap tengah malam khusus di bulan Ramadan saja.  

Selain menjadi tradisi di masjid-masjid, tabuh beduk juga banyak dilakukan dalam berbagai acara besar yang diselenggarakan pada bulan Ramadan.

BACA JUGA:  4 Cara Mengatasi Sembelit Saat Berpuasa

Misalnya, kegiatan tabuh beduk dalam Festival Ramadan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Solo di lingkungan Balai Kota Solo, Koridor Jenderal Sudirman, hingga kawasan Benteng Vastenburg pada Ramadan 2022 ini.  

Beduk merupakan alat musik tabuh yang juga memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional.

Terbuat batang kayu besar atau pohon enau berukuran kurang lebih satu meter yang apabila ditabuh akan menimbulkan suara berat, dan rendah yang bisa terdengar hingga jarak cukup jauh.

Sementara nabuh beduk, merupakan sebuah kegiatan menggunakan beduk dengan tujuan religi, yaitu memberitahu datangnya waktu salat atau sembahyang bagi orang Islam di daerah-daerah Indonesia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG