GenPI.co Jateng - Masjid Agung Darussalam, Kabupaten Cilacap, berusia kurang lebih 2 abad.
Masjid ini didirikan oleh keturunan atau murid Sunan Kalijaga, yaitu Kiai Kali Husen dan Kiai Kali Ibrahim.
Meskipun demikian, masjid ini masih berdiri kokoh dan difungsikan sebagai tempat beribadah sehari-hari.
Ketua Takmir Masjid Agung Darussalam Cilacap, KH Muslihun Ashari, mengatakan dari sejarah yang diketahuinya, masjid itu termasuk masjid tua.
“Sejarah dari mulut ke mulut, memang kurang lebih 2 abad lalu masjid ini didirikan,” kata Muslihun, dikutip jatengprov.go.id, Rabu (13/4).
Sebagai bukti, pada bagian beduk kuno di masjid tersebut ada tulisan berbahasa Arab angka 1776.
Angka itu menunjukkan tahun awal pembuatan masjid, yaitu tahun 1776 masehi.
Para pendiri masjid itu membangun masjid ketika Cilacap belum menjadi kabupaten seperti sekarang ini.
Selain usianya yang tua, Masjid Agung Darussalam juga memiliki keunikan.
Jumlah tiangnya berbeda dengan masjid lainnya.
Jika biasanya masjid memiliki 4 tiang saka guru, tapi di sini memiliki tiang yang lebih banyak.
“Di Masjid Agung Darussalam, tiang saka guru di masjid tidak seperti masjid lain yang hanya 4. Di masjid ini, tiangnya ada 22, plus tiang yang ada di sekitar masjid. Jumlah total ada 36 tiang,” ungkap dia.
Saat bulan puasa, masjid ini ramai dipenuhi jemaah yang menunaikan salat Tarawih berjemaah.
Masjid ini telah beberapa kali direhab, namun tetap mempertahankan ciri khasnya.
Salah satunya adalah mempertahankan bentuk atap masjid yang sekilas mirip dengan Masjid Agung Demak.
“Mungkin karena pendiri tak lepas dari cucu pendiri Masjid Kadilangu Demak (Sunan Kalijaga),” jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News