GenPI.co Jateng - Tahukah kamu di Klaten ada kudapan legendaris yang kerap dijadikan takjil berbuka puasa, namanya Kepel.
Camilan dengan rasa gurih ini terbuat dari olahan tepung yang dicampur dengan bumbu lalu digoreng.
Dari segi bahasa, Kepel berati mengepal atau sekepalan tangan.
Ini berasal dari proses pembuatan kudapan yang dikepal-kepal sebelum digoreng.
Dikutip jatengprov.go.id, Jumat (8/3), penganan ini dapat ditemui nyaris di seluruh Kabupaten Klaten.
Akan tetapi, pembuat aslinya adalah warga Desa Keden, Kecamatan Pedan. Kepel ini dibuat sejak tahun 1970-an.
Adalah Sumiyem Warso Suwito, pembuat kepel generasi kedua. Nenek berusia 65 tahun itu mewarisi keahlian pembuatan kepel dari ibu mertuanya.
“Kepel itu dibuat dari tepung terigu dicampur bawang, sarem (garam), kemudian diuleni dengan air lalu digoreng. Rasanya gurih,” ujar dia.
Sumiyem bercerita saat awal berjualan, adonan kepel juga dicampur dengan jeroan sapi, yakni babat.
Namun demikian, seiring waktu campuran babat pada kepel sudah tidak dilakukan lagi.
Selain itu, ukuran penganan ini pun semakin mengecil, tidak lagi segenggaman tangan.
Dulu Kepel ini digemari oleh anak-anak sekolah dasar. Sayang, Sumiyem tak lagi berjualan karena kondisi fisik menurun, dan anaknya tidak meneruskan usahanya.
Pembuat kepel di Desa Keden, Suwarni mengatakan sudah 35 tahun berjualan Kepel.
Dari usahanya ini, dia bisa menyekolahkan dua anak dan memperbaiki rumah.
“Kalau sekarang jualnya Rp1.000 dapat lima. Nek puasa seperti ini banyak yang beli, ini ada yang beli Rp100 ribu, untuk takjil,” papar dia.
Kepala Desa Keden, Agit Adhetya Putra, menjelaskan, saat ini pembuat Kepel di wilayahnya berjumlah 5-10 orang.
“Sekarang kan sampai Alun-Alun Klaten pun banyak yang jual. Kalau bulan puasa biasanya kepel paling enak sebagai makanan pembuka, minumnya teh hangat,” jelas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News