Uniknya Remaja Pekalongan Bangunkan Sahur, Main Drumband!

08 April 2022 16:00

GenPI.co Jateng - Tradisi membangunkan sahur di berbagai wilayah di Jawa Tengah bisa dikemas menjadi aksi yang kreatif dan atraktif.

Seperti yang dilakukan di Kranji, Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.

Remaja kampung setempat yang tergabung dalam kelompok Suhu Boy membangunkan sahur menggunakan konsep drum band.

BACA JUGA:  Polres Pekalongan Kota Layani Vaksinasi Covid-19 Setiap Hari

Dikutip jatengprov.go.id, Jumat (8/4), mereka berkumpung di lorong Gang 2 Kranji pada pukul 02.00 WIB.

Setelah semua personel siap dengan alat-alat drumband, aksi pun dimulai sekitar pukul 03.00 WIB.

BACA JUGA:  Promo! Tiket Taman Wisata Pasir Kencana Pekalongan Hanya Rp15.000

Selayaknya pentas drumband sekolah, aksi pun dimulai. Mereka menyusuri sepinya Jalan Kedungwuni.

Aksi mereka membuat warga keluar rumah untuk sekadar menyaksikan pertunjukan drumband di kampungnya.

BACA JUGA:  Masjid Jami Aulia Konon Tertua di Pekalongan, Umurnya 400 Tahun

Sejumlah lagu dan selawat mereka mainkan di sepanjang jalan yang mereka lewati.

Perwakilan dari mereka, Muhammad Agung Arifinsyah, menjelaskan aksi mereka dilakukan untuk membangunkan warga untuk menyiapkan diri melakukan makan sahur.

“Tujuannya untuk membangunkan masyarakat. Khususnya ibu-ibu yang masak terlebih dahulu, agar tidak tergesa-gesa nanti pada saat sahur,” kata Agung.

Menurut dia, tradisi membangunkan sahur berkonsep drumband juga untuk menghibur masyarakat.

Ide bangun sahur pakai drumband datang dari ketua Suhu Boy, Irhas Maulana. Mereka mengaku, para personel yang ikut aksi melakukan kreasi sendiri dalam memainkan drumband.

Irama lagu yang mereka mainkan di antaranya Prau Layar, Bismillah Tawashalna Billah, dan beberapa selawat nabi.

“Setiap puasa (bulan Ramadan) ada aksi, tapi tidak setiap hari. Ada waktu, main (drumband bangunkan sahur),” imbuh dia.

Di Desa Karangsari menuju Desa Sidomukti, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, warga setempat punya kebiasaan jalan kaki setiap sehabis Subuh.

Anak-anak sembari jalan kaki membawa meriam spiritus. Sebuah permainan tradisional yang biasanya muncul pada saat Ramadan.

Meriam spirtus merupakan permainan dalam bentuk senjata seperti meriam, umumnya dibuat menggunakan pipa paralon atau pun kaleng bekas.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG