Menilik Museum Nyah Lasem, Rumah Gladhak Jawa Kuno

08 Desember 2021 18:00

GenPI.co Jateng - Mengeksplorasi Lasem, di Kabupaten Rembang, memang seakan tidak ada habisnya.

Salah satu kecamatan di Rembang yang dijuluki Tiongkok Kecil ini kaya akan sejarah serta peninggalannya sehingga sangat menarik untuk dikunjungi. 

Misalnya, banyak bangunan kuno yang bisa ditemui saat menyusuri perkampungan di Desa Karangturi.

BACA JUGA:  Sensasi Wisata Kuliner Bonus Sunset di Omah Latare Ombo

Di desa ini banyak rumah-rumah dengan tembok tinggi bergaya Tiongkok yang masih berdiri kokoh.

Salah satu rumah kuno yang menarik perhatian terletak di Gang Karangturi V, Desa Karangturi, yang kini dijadikan Museum Nyah Lasem. 

BACA JUGA:  Wisata Penggarit Orchids di Pemalang Manjakan Pecinta Anggrek

Rumah ini merupakan peninggalan peninggalan salah satu keluarga Tionghoa. 

Di balik pintu kecil yang ada di rumah kuno ini, ada halaman tidak terlampau luas yang ditumbuhi pepohonan rindang. 

BACA JUGA:  Sebelum Wisata ke Luar Kota, Siswa di Solo Wajib Kunjungi Museum

Di seberang halaman itu berdiri sebuah bangunan dengan beranda pada bagian depan.

Beranda itu memiliki struktur kuda-kuda kayu khas Tiongkok berwarna hijau.

Sedangkan bangunan utama rumah itu terbuat dari kayu, masih kokoh meski sudah tua serta memiliki pintu yang besar. 

Pendiri Yayasan Lasem Heritage, Baskoro Pop, menjelaskan bangunan yang dijadikan sebagai Museum Nyah Lasem merupakan rumah gladhak Jawa.

"Konstruksi rumah kayu atau yang lebih dikenal dengan rumah gladhak Jawa," kata dia, Rabu (8/12).

Baskoro menjelaskan rumah gladhak yang dijadikan sebagai Museum Nyah Lasem merupakan rumah milik Soe San Tio.

Soe San Tio mewarisi rumah dari orang tuanya yang merupakan keturunan dari Tio Oen Hien dan Go Radjin Nio. Rumah ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 1800.  

Leluhur Soe San Tio merupakan pemilik perusahaan batik Tio Swan Sien.

Menurut dia, rumah milik Soe San Tio merupakan 1 dari setidaknya 15 rumah bergaya gladhak Jawa yang masih bertahan di Lasem.

Rumah-rumah bergaya gladhak lain ada yang masih dihuni dan ada pula yang sudah ditinggalkan oleh pemiliknya.

Adapun Museum Nyah Lasem diambil dari kata Nyah yang biasa digunakan untuk memanggil perempuan keturunan Tionghoa dan nama lokasi museum.

Museum Nyah Lasem dibangun untuk mengingat kembali kehidupan nyonyah-nyonyah dan keluarga keturunan Tionghoa di rumah kuno Lasem.

Museum ini juga memajang koleksi benda-benda peninggalan keluarga Soe San Tio. 

Sedangkan kamar dijadikan sebagai tempat menyimpan koleksi batik produksi perusahaan batik Tio Swan Sien, seperti peralatan membatik, replika batik cap buatan perusahaan, hingga catatan pemasanan batik produksi Tio Swan Sien. (ant)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG