GenPI.co Jateng - Solo selain dikenal sebagai kota budaya juga memiliki berbagai bangunan dengan arsitektur zaman kolonial.
Beberapa di antaranya dialihfungsikan sebagai bangunan yang tidak hanya cantik, namun juga fungsional.
Berikut bangunan gaya kolonial bersejarah di Solo, seperti dikutip surakarta.go.id, Senin (28/3).
1. Loji Gandrung
Bangunan ini didirikan pada 1797 pada masa pemerintahan Pakubuwono IV.
Dulunya bangunan ini adalah milik seorang pengusaha gula yang terkenal, Johannes Augustinus Dezentje.
Keluarga Dezentje memiliki hubungan baik dengan kolonial Belanda dan Keraton Kasunanan Surakarta.
Kini beralih fungsi menjadi rumah dinas Wali kota Solo.
2. Omah Lawa
Bangunan ini merupakan peninggalan masa kolonial Belanda pada abad ke-19.
Sebelumnya, bangunan ini mangkrak sehingga terdapat banyak kelelawar (lawa) yang hidup di sana, sehingga disebut Omah Lawa.
Omah Lawa ini mulai dipugar oleh ahli waris yang kini difungsikan sebagai galeri batik dan pusat kerajinan bernama Rumah Heritage Batik Keris.
3. Gedung Djoeang 45
Gedung bersejarah ini dibangun pada masa pemerintahan Belanda 1876.
Gedung ini sebagai pelengkap dari Benteng Vastenburg yang terletak di utaranya.
Dulunya gedung ini sebagai asrama militer (Solosiehoe Internaat) tentara Belanda, hingga barak militer pada masa pendudukan Jepang.
Tak hanya itu, dalam bangunan gedung ini juga ada monumen Laskar Putri Indonesia Surakarta yang tertulis nama para pejuang wanita yang ikut perlawanan terhadap Belanda pada 11 Oktober 1945.
Kini Gedung Djoeang 45 ini menjadi spot wisata sejarah.
4. Benteng Vastenburg
Benteng ini dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Belanda, Jenderal Baron Van Imhoff pada 1745.
Bangunan ini digunakan untuk tempat mengawasi kinerja Keraton Surakarta.
Terdapat parit yang mengelilingi tembok luar benteng yang digunakan untuk melindungi jembatan di pintu depan dan belakang.
Bangunan ini tidak lagi difungsikan dan terbengkalai sejak 1980. Benteng ini sempat direnovasi pada 2014.
5. Gedung Kavallerie-Artillerie Mangkunegaran
Bangunan ini berada di kompleks Pura Mangkunegaran dan dibangun pada masa Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV pada 1874.
Gedung ini difungsikan sebagai tangsi Legiun Mangkunegaran, yakni unit militer Asia termodern, atas kuasa Napoleon Bonaparte.
Kini spot ini kerap dimanfaatkan untuk menggelar berbagai pertunjukan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News