Ini 5 Bangunan Kolonial nan Bersejarah di Solo, Ada Barak Militer

29 Maret 2022 05:30

GenPI.co Jateng - Solo selain dikenal sebagai kota budaya juga memiliki berbagai bangunan dengan arsitektur zaman kolonial.  

Beberapa di antaranya dialihfungsikan sebagai bangunan yang tidak hanya cantik, namun juga fungsional.

Berikut bangunan gaya kolonial bersejarah di Solo, seperti dikutip surakarta.go.id, Senin (28/3).

BACA JUGA:  Asyik! Ada Wisata Kuliner di Pengilon Edupark Temanggung

1. Loji Gandrung

Bangunan ini didirikan pada 1797 pada masa pemerintahan Pakubuwono IV.

BACA JUGA:  Ini Rekomendasi Kuliner Sehat di Kota Solo, Dijamin Badan Sip!

Dulunya bangunan ini adalah milik seorang pengusaha gula yang terkenal, Johannes Augustinus Dezentje.

Keluarga Dezentje memiliki hubungan baik dengan kolonial Belanda dan Keraton Kasunanan Surakarta.

BACA JUGA:  Ini Lokasi Sport Tourism di Kota Solo yang Bisa Kamu Jajal

Kini beralih fungsi menjadi rumah dinas Wali kota Solo.

2. Omah Lawa

Bangunan ini merupakan peninggalan masa kolonial Belanda pada abad ke-19.

Sebelumnya, bangunan ini mangkrak sehingga terdapat banyak kelelawar (lawa) yang hidup di sana, sehingga disebut Omah Lawa.

Omah Lawa ini mulai dipugar oleh ahli waris yang kini difungsikan sebagai galeri batik dan pusat kerajinan bernama Rumah Heritage Batik Keris.

3. Gedung Djoeang 45

Gedung bersejarah ini dibangun pada masa pemerintahan Belanda 1876.

Gedung ini sebagai pelengkap dari Benteng Vastenburg yang terletak di utaranya.

Dulunya gedung ini sebagai asrama militer (Solosiehoe Internaat) tentara Belanda, hingga barak militer pada masa pendudukan Jepang.

Tak hanya itu, dalam bangunan gedung ini juga ada monumen Laskar Putri Indonesia Surakarta yang tertulis nama para pejuang wanita yang ikut perlawanan terhadap Belanda pada 11 Oktober 1945.

Kini Gedung Djoeang 45 ini menjadi spot wisata sejarah.

4. Benteng Vastenburg

Benteng ini dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Belanda, Jenderal Baron Van Imhoff pada 1745.

Bangunan ini digunakan untuk tempat mengawasi kinerja Keraton Surakarta.

Terdapat parit yang mengelilingi tembok luar benteng yang digunakan untuk melindungi jembatan di pintu depan dan belakang.

Bangunan ini tidak lagi difungsikan dan terbengkalai sejak 1980. Benteng ini sempat direnovasi pada 2014.

5. Gedung Kavallerie-Artillerie Mangkunegaran

Bangunan ini berada di kompleks Pura Mangkunegaran dan dibangun pada masa Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV pada 1874.

Gedung ini difungsikan sebagai tangsi Legiun Mangkunegaran, yakni unit militer Asia termodern, atas kuasa Napoleon Bonaparte.

Kini spot ini kerap dimanfaatkan untuk menggelar berbagai pertunjukan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG