GenPI.co Jateng - Duku asal Matesih, Kabupaten Karanganyar, boleh dibilang merupakan buah segala musim di wilayah ini.
Sesuai karakternya, buah ini tidak dapat tumbuh di daerah dengan suhu udara panas, tidak pula tumbuh di tempat dengan suhu udara terlalu dingin.
Duku cocok d tanam di daerah yang beriklim sedang seperti Matesih.
Maka tak heran jika tempat ini menjadi sentra tanaman duku.
Dikutip visitjateng.jatengprov.go.id, Kamis (24/3), beberapa desa di Matesih berpotensi sebagai sentra budidaya tanaman duku.
Duku Matesih memang dikenal lebih mahal jika dibandingkan dengan duku lainnya.
Hal ini karena duku Matesih membutuhkan perawatan khusus yang membedakan dengan jenis lainnya.
Mulai dari pengairan saat kemarau yang harus melalui teknik tertentu hingga kegiatan brongsong (membungkus buah yang masih dalam pohon).
Cara ini dilakukan agar terhindar dari hama sehingga buah dapat matang sempurna.
Brongsong duku ini tidak dapat dilakukan sembarang orang karena membutuhkan keahlian khusus.
Buah ini berbentuk bulat dengan ukuran agak besar serta lingkar buahnya kira-kira 10 cm-11,5 cm.
Daging buahnya kenyal, berwarna putih, dan rasanya manis menyegarkan.
Buah ini tak hanya bisa dinikmati secara langsung, tetapi juga banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Biji duku dapat dijadikan obat demam, kulit buahnya dapat dimanfaatkan obat pengusir nyamuk.
Tertarik mencicipi duku Matesih? Meski tidak sebanyak saat musim panen, duku tetap dapat ditemukan di Matesih sepanjang waktu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News