GenPI.co Jateng - Jika kamu sedang melewati kawasan Alun-alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta, coba perhatikan ada 2 buah gerbong kereta lawas yang diletakkan di timur dan barat.
Kedua gerbong kereta ini bukan sembarangan, lho. Gerbong kereta ini merupakan peninggalan bersejarah yang erat kaitannya dengan Pakubuwono X.
Dikutip surakarta.go.id, Rabu (16/3), berikut ulasan mengenai sejarah 2 gerbong kereta yang ada di Alun-Alun Selatan.
1. Kereta Pesiar Pakubuwono X (sebelah timur)
Dulunya, gerbong milik Pakubuwono X ini merupakan rangkaian kereta pesiar yang diberangkatkan dari Stasiun Solo Jebres.
Kereta ini berfungsi untuk mengantarkan Pakubuwono X meninjau pabrik gula atau untuk keperluan kunjungan ke berbagai daerah bersama dengan keluarganya.
Kereta ini tergolong canggih karena memiliki keunikan pada pendinginnya.
Tak menggunakan freon, kereta ini justru menggunakan es batu untuk mendinginkan ruangan, bila air dari es batu telah mencair dapat digunakan untuk cuci tangan di wastafel yang tersedia di dalamnya.
Pakubuwono X ternyata ikut terjun langsung dalam memberi masukan pada desain kereta pesiar ini, perusahaan Werkspoor di Belanda.
2. Kereta Jenazah Pakubuwono X (sebelah barat)
Gerbong kereta ini berfungsi untuk mengantarkan Pakubuwono X ke peristirahatan terakhirnya.
Uniknya meski kereta yang ditujukan sebagai kereta jenazah Pakubuwono X ternyata telah dipersiapkan rancangannya sejak 1909-1920.
PB X memesan sendiri kereta ini ke perusahaan Belanda yang juga membuat kereta pesiar, yaitu Werkspoor.
Namun, kereta tersebut baru selesai dibuat pada 1914 dan dibawa ke Hindia Belanda pada 1915 oleh perusahaan NIS yang dulunya bertempat di Lawang Sewu, Semarang.
Sepanjang sejarahnya, kereta ini hanya digunakan satu kali pada 1939 untuk membawa jenazah Pakubuwono X dari Stasiun Solo Balapan ke Stasiun Tugu Jogja yang kemudian dilanjutkan dengan kereta kuda untuk dibawa ke Makam Raja Imogiri.
Setelah melalui perjalanan dari Kota Solo ke Jogja, kereta ini sempat lama ditempatkan di Balai Yasa Yogyakarta pada 1989 untuk diperbaiki.
Gerbong kereta ini akhirnya kembali lagi ke Kota Solo dan ditempatkan di Alun-alun Selatan sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu benda pusaka keraton.
Peletakannya di sebelah barat memiliki makna filosofi yang mendalam, yakni barat memiliki arti matahari terbenam yang diidentikkan dengan berakhirnya sebuah kehidupan.
Dalam hal ini, fungsi kereta jenazah yang telah bertugas mengantarkan Pakubuwono X ke pusaranya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News