Ini Lho Kori Kamandungan, Pintu Masuk Utama ke Keraton Surakarta

14 Maret 2022 04:00

GenPI.co Jateng - Jika kamu memasuki kawasan Keraton Kasunanan Surakarta pastinya akan melewati pintu utama yang disebut dengan Kori Kamandungan.

Tahukah kamu kalau Kori Kamandungan merupakan bangunan cagar budaya yang sarat akan nilai sejarah.

Dikutip surakarta.go.id, Minggu (13/3), Kori Kamandungan ini dibangun sejak masa pemerintahan Susuhunan Ingkang Sinuhun Kanjeng (SISK) Pakubuwono II.

BACA JUGA:  Ganjar Sebut UNS Solo Toleran, Ini Lho Buktinya

Kori Kamandungan ini kemudian diperindah oleh Pakubuwono IV pada 10 Oktober 1819.

Sayangnya tak sampai selesai, Pakubuwono IV mangkat.

BACA JUGA:  Diserang Rayap, Masjid Agung Keraton Surakarta Segera Direnovasi

Pembangunan kemudian dilanjutkan oleh Pakubuwono V hingga IX dan disempurnakan oleh Pakubuwono X.

Kori Kamandungan memiliki bentuk Kupu Tarung dan dapur Semar Tinandu dan terbagi 3 bagian, yaitu kiri, tengah, dan kanan,  

BACA JUGA:  Simak Jadwal dan Syarat Operasi Pasar Minyak Goreng di Solo

Pada bagian kiri dan kanan berbentuk melengkung di atas pintu, masing-masing kori tersebut memiliki lebar yang berbeda.

Bagian kiri memiliki lebar 2,10 meter (m), bagian tengah berukuran 2,67 m, dan bagian kanan berukuran 2,30 m.

Bangunannya yang besar menunjukkan raja dan keraton sarat akan kewibawaan, keagungan, dan kemegahan yang tersimpan di dalamnya.

Ada pula pahatan senjata keris berwarangka ladrang gaya Solo yang berada tepat di atas pintu Kamandungan dan di antara lambang Keraton Kasunanan.

Fungsi utama dari Kori Kamandungan ini adalah sebagai pintu utama terdepan yang menghubungkan antara dalam keraton dengan luar keraton, melalui ruang antara halaman Sri Manganti.

Ini sekaligus sebagai pintu penghubung bangsal di sisi barat dan timur halaman Sri Manganti dengan halaman Kamandungan.

Selain sebagai penghubung, fungsi lain dari kori ini sebagai tempat para abdi dalem berjaga (mandung) baik di luar dan dalam keraton.

Ini juga sebagai tempat menghadapnya abdi dalem Jajar Mandung golongan Keparak.

Selain itu, di Kori Kamandungan juga terdapat cermin besar.

Tak hanya semata-mata dipasang untuk bercermin, namun ada makna yang tersirat di balik pemasangannya.

Secara lahiriah, adanya cermin besar bermaksud agar siapa pun yang hendak memasuki kawasan istana, hendaknya berhenti sejenak untuk bercermin dan mengoreksi diri apakah penampilannya sudah rapi dan pantas untuk masuk.

Sedangkan, secara batiniah, cermin besar ini sebagai pengingat dalam bertindak dan bertingkah laku hendaknya selalu bercermin terlebih dahulu untuk menjaga kesucian hati.(*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATENG